Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX Sector Financials menguat 12,65% sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd). Penguatan ini mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sejak awal tahun hanya menguat 4,39%.
Melansir Bloomberg, sejumlah saham perbankan lapis kedua menguat cukup signifikan sejak awal tahun. Misalkan saja saham PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) yang menguat 352,38% ke level Rp 1.710. Saham BNBA memimpin top gainers di sektor finansial saat ini.
Di posisi kedua, ada saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang menguat 265,57% ke level Rp 1.550. Disusul dengan saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang menguat 180,2% ke level Rp 835.
PT Bank Artha Graha Tbk (INPC) menguat 175,36% ke level Rp 190, dan saham PT Bank Ganesha Tbk (BBTG) juga menguat 166,2% sejak awal tahun.
Baca Juga: Ini 10 saham paling banyak dijual asing selama sepekan ini
Ada pula saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang menguat 132,56% sejak awal tahun ke level Rp 10.000. Bahkan, kapitalisasi pasar saham ARTO saat ini sudah berada di atas Rp 100 triliun, tepatnya Rp 108,56 triliun.
Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga menguat 30,67% ke level Rp 2.940 per saham. Sama seperti ARTO, kapitalisasi pasar BRIS pun kini sudah di atas Rp 100 triliun, yakni Rp 119 triliun.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, menguatnya sektor keuangan didorong oleh pembentukan dan pengembangan bank digital. Hal ini membuat hampir semua saham bank menguat. Padahal, belum tentu semua bank turut terlibat dalam pembentukan bank digital ini.
Kontan.co.id mencatat, ARTO saat ini sedang merencanakan rights issue sebesar Rp 7,05 triliun yang salah satu penggunaannya adalah untuk transformasi bisnis ke bank digital. BNBA juga berencana untuk melakukan transformasi perbankan digitalnya.
Baca Juga: Top Gainers Bulan Ini Diisi Saham Bank Kecil, Awas Ada Risiko Membayangi
Unicorn transportasi Asia Tenggara, Grab, juga dikabarkan tengah melirik PT Bank Capital Tbk (BACA) untuk menggarap layanan digitalnya.
“Dan mereka (saham-saham perbankan) ada dalam indeks ini, sehingga penguatan indeks IDX Finance memang karena penguatan saham-saham bank tersebut,” terang William kepada Kontan.co.id, Minggu (28/2).
Hemat William, pelaku pasar bisa mencemati saham-saham ini jika hanya sebatas mengikuti sentimen pembentukan bank digital. Hanya saja, harus disadari bahwa risikonya cukup tinggi.
Kejatuhan mendadak seperti yang dialami saham PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK) hingga mengalami auto rejection bawah (ARB) di tengah sesi sangat bisa terjadi, seperti yang terjadi pada perdagangan Jumat (26/2).
Saat ini saham perbankan lapis kedua yang masih memungkinkan untuk diikuti antara lain BRIS, BBYB, BNBA. Selebihnya William menyarankan untuk wait and see.
Selanjutnya: Indeks saham sektor finansial naik tinggi, indeks sektor konsumer paling tertekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News