kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IDX BUMN20 sudah turun 14,60%, deretan saham ini masih bisa jadi pilihan


Kamis, 23 September 2021 / 08:40 WIB
IDX BUMN20 sudah turun 14,60%, deretan saham ini masih bisa jadi pilihan


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2021 berjalan hingga Rabu (22/9), indeks IDX BUMN20 melemah 14,60%. Sementara pada perdagangan hari ini, indeks tersebut mengalami penguatan sebesar 1,13%.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai, secara teknikal ada beberapa saham BUMN yang memiliki peluang untuk menguat usai adanya pengenduran pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Secara bisnis, Sukarno melihat kondisi bisnis BUMN di masa yang akan datang mempunyai peluang untuk membaik lebih cepat ketimbang emiten non BUMN, seiring dengan program vaksinasi yang terus berjalan.

Ia menuturkan, sejumlah sektor emiten juga sudah terlihat kembali bangkit ketimbang posisi pada tahun lalu. Jika melihat data Agustus, pertumbuhan kredit investasi dari beberapa sektor sektor kembali tumbuh, dimana industri pertambangan yang naik 10,6% yoy, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 13,5% yoy.

Baca Juga: Menakar prospek saham-saham emiten BUMN di tengah pemulihan ekonomi

Selain itu, kredit investasi sektor konstruksi juga naik 7,5% yoy. “Ini mengindikasikan industri tersebut memiliki peluang untuk bangkit dibandingkan tahun lalu yang sempat melemah. Sementara ada beberapa kredit di industri lainnya masih menunjukkan penurunan, yang artinya belum melakukan ekspansi," katanya ketika dihubungi Kontan, Rabu (22/9).

Dari jajaran saham emiten BUMN, Sukarno menilai saham-saham seperti ADHI, PTPP, WIKA, WSKT, BBRI, BBTN, BBNI, BMRI, BRIS, TLKM, TINS, PTBA, JSMR, dan PGAS cukup menarik untuk dicermati. Adapun untuk potensi kenaikan saham-saham tersebut dalam jangka pendeknya sekitar 5% sampai 10% atau 10% hingga 15%.

Sedangkan, sambung Sukarno, saham-saham lainnya masih belum menunjukkan potensi akan bisa menguat dari segi teknikal.

Pada penutupan perdagangan Rabu (22/9), saham ADHI melemah 1,21% ke harga Rp 885 per saham, saham PTPP juga ambles 0,48% ke harga Rp 1.045 per saham, saham WIKA terpantau stagnan di Rp 1.095 per saham, saham WSKT juga terpantau turun 0,60% ke harga Rp 830 per saham.

Baca Juga: Diuntungkan penguatan harga batubara, simak rekomendasi saham Petrosea (PTRO)

Kemudian saham BBRI menguat 1,12% ke harga Rp 3.610 per saham, saham BBTN juga tumbuh 1,12% ke harga Rp 1.360 per saham, saham BBNI meningkat 0,49% ke harga Rp 5.150 per saham, saham BRIS meningkat 1,93% ke harga Rp 2.110 per saham.

Selanjutnya, saham TLKM naik 1,70% ke harga Rp 3.590 per saham, saham TINS menguat 3,06% ke harga Rp 1.515 per saham, saham PTBA tumbuh 3,07% ke harga Rp 2.350 per saham, saham JSMR juga naik 2,35% ke harga Rp 3.920 per saham, sementara saham PGAS turun 1,34% ke harga Rp 1.105 per saham.

 

Selanjutnya: Mirae Asset rekomendasikan trading buy HMSP seiring proyeksi cukai SKT tidak naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×