kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hot Money Masuk Bursa Rp 36,89 Triliun, Saham Perbankan Menjadi Incaran Asing


Senin, 20 Desember 2021 / 14:54 WIB
Hot Money Masuk Bursa Rp 36,89 Triliun, Saham Perbankan Menjadi Incaran Asing
ILUSTRASI. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd) saham perbankan masih menjadi saham yang diburu asing.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd)  saham perbankan masih menjadi saham yang diburu asing. Melansir RTI, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham dengan net buy tertinggi sejak awal tahun, yakni mencapai Rp 12,9 triliun. Kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy Rp 6,7 triliun, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan total net buy Rp 4,5 triliun.

Ada pula saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan net buy senilai Rp 1,1 triliun dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) dengan net buy senilai Rp 608,8 miliar sejak awal tahun.

Analis Binaartha Sekuritas Lingga Pratiwi membeberkan sejumlah faktor yang membuat saham perbankan laris manis diburu asing. Pertama, faktor pinjaman yang terus berkembang.

Data Bank Indonesia (BI) per bulan September 2021 menandai pertumbuhan pinjaman secara year-on-year (yoy) tertinggi pada tahun 2021. Kredit tercatat tumbuh sebesar 1,2% secara bulanan dan 2,2% secara yoy pada bulan September. Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh kredit modal kerja , yang mengindikasikan dimulainya kembali kegiatan ekonomi.

Baca Juga: Dengan Skenario Terbaik, IHSG Berpotensi Ditutup di Level 6.715 pada Akhir Tahun

Jika rendahnya kasus Covid-19 bisa bertahan dan situasi ekonomi makro tetap berada di jalur yang baik, kemungkinan pertumbuhan pinjaman pada kuartal keempat 2021 akan menjadi pertumbuhan kredit  yang paling baik.

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga masih melebihi pertumbuhan kredit, sehingga loan to deposit ratio (LDR) turun menjadi di bawah 80% untuk pertama kalinya sejak Februari 2012. LDR tercatat 79,9% pada September 2021. Angka non-performing loan (NPL) juga cukup stabil .

Selain itu, empat perbankan besar atau big 4 yakni  BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, mengalami pertumbuhan pendapatan setidaknya hingga sembilan bulan pertama 2021. Lingga melihat adanya kemajuan positif di saham 4 bank besar di bawah cakupan  Binaartha Sekuritas.

“Dengan demikian, kami mempertahankan sikap overweight di sektor perbankan,” terang Lingga kepada Kontan.co.id, Senin (20/12).

Lingga menjadikan saham BBNI sebagai pilihan utama (top picks) seiring valuasinya yang belum mahal. Dia merekomendasikan beli saham BBNI dengan target harga Rp 8.500 per saham. 

Saham BMRI menjadi top pick kedua Lingga. Sebab, harga saham bank pelat merah tersebut masih belum sepenuhnya mencerminkan perbaikan fundamental. Lingga menyematkan rekomendasi trading buy saham BMRI dengan target harga Rp 8.000 per saham.

Sebagai gambaran, pasar saham tanah air masih menjadi incaran bagi investor asing. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), arus dana asing yang masuk melalui net buy asing mencapai  Rp 36,89 triliun.

Lingga melihat akan adanya potensi besar pada arus masuk investasi portofolio, karena selera risiko (risk appetite) investor asing dapat meningkat pada tahun 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi. Dengan pemulihan ekonomi, defisit akan kembali perlahan ke defisit alami menjadi sekitar 2% dari PDB pada tahun 2022

Sejumlah faktor lain juga bisa mengundang masuknya dana asing ke pasar saham domestic, seperti omnibus law dan Indonesia Investment Authority (INA), proyeksi dari para lembaga asing perihal akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, stimulus yang digelontorkan pemerintah, hingga percepatan pembangunan proyek strategis nasional  (PSN). 

Baca Juga: IHSG Berpeluang Tembus 6.800 Sampai Tutup Tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×