Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (TLKM) sudah menyerap belanja modal sebesar Rp 19,9 triliun hingga kuartal III dari yang dianggarkan Rp 25 triliun. Penyerapan terbesar digunakan untuk pengembangan bisnis data perseroan.
VP Corporate Communication TLKM Arief Wibowo mengatakan penggunaan capex paling besar digunakan untuk pembangunan infrastruktur backbone dan akses bisnis fixed broadband maupul mobile broadband. Sedangkan capex pemakaian untuk Telkomsel digunakan untuk pembangunan BTS.
”Porsi capex juga digunakan unuk anak usaha lainya seperti pembangunan system kabel laut lintas benua, tower dan data center,” kata Arief kepada Kontan, Kamis (27/10).
Asal tahu saja, TLKM menjadi salah satu anggota konsorsium kabel bawah laut South East Asia, Middle East, dan Western Europe untuk membangun kabel bawah laut sepanjang 20.000 kilometer. Selain itu, TLKM juga akan membangun kabel bawah laut di menghubungkan pualau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dengan Singapura dengan nilai investasi US$ 196 juta.
Telkomsel juga telah membangun 20.808 BTS baru, dimana 90% merupakan BTS 3G dan 4G. Maka hingga September TLKM mengoprasikan BTS mencapai 124.097 unit atau tumbuh 23.6% ytd dari awal tahun.
Arief mengatakan ekspansi ini memang sejalan dengan rencana perusahaan yang ingin bertransformasi menjadi perusahaan penyedia layanan digital. Hingga kuartal III TLKM mencatat pertumbuhan pendapatan 12,8% menjadi Rp 86 triliun dari Rp 75,7 triliun.
Peningkatan disokong dari pendapatan telepon selular sebesar 2,1% menjadi Rp 34 triliun dari Rp 33,3 triliun. Serta pendapatan dari jasa internet dan teknologi informatika menjadi Rp 44,5 triliun, naik 27,7% dari Rp 34,8 triliun.
Namun pendapatan interkoneksi mengalami penurunan menjadi Rp 3 triliun dari Rp 3,3 triliun. Begitu pula pendapatan jaringan sewa transpoder satelit dan sikit turun menjadi Rp 696 miliar dari Rp 852 miliar.
Dari capaian ini TLKM semakin mendekati target pendapatan perusahaan mencapai Rp 100 triliun hingga akhir tahun. Adapun untuk laba bersih perusahaan perusahaan juga naik 26% menjadi Rp 22 triliun dari Rp 17,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News