Reporter: Didik Purwanto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih memerlukan dana US$ 1 miliar hingga lima tahun ke depan. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi perseroan ke depan.
Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar menyebut, perseroan akan mengalokasikan kebutuhan dana tersebut dari kas perusahaan, sisa dana hasil Initial Public Offering (IPO), dan pinjaman perbankan.
"Intinya kita perlu dana investasi US$ 1 miliar dalam 5 tahun ke depan," ungkap Emir, Jumat (11/2).
Sayangnya, Emir enggan menjelaskan posisi kas internal hingga saat ini. Tapi Emir mengaku kas internal masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama 5 tahun mendatang.
Kebutuhan dana ini akan dialokasikan untuk penambahan 67 pesawat baru menjadi 163 pesawat, yang terdiri dari Boeing 7777 IR untuk perjalanan
panjang, dan Boeing 737-800 untuk domestik dan regional, serta pesawat Airbus 360.
Selain itu, perseroan bakal membuka rute baru di Taiwan, India, Manila, juga Gorontalo untuk penerbangan domestik.
Tapi yang pasti, saat ini GIAA masih memiliki utang ke European Credit Agency (ECA) sebesar US$ 270 juta. Utang tersebut akan direstrukturisasi hingga 2016 dengan bunga yang ringan. "Sehingga rata-rata per tahun kita akan membayar US$ 40 juta," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News