Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Melihat bisnis rumah sakit yang kian menggeliat, PT Medikaloka Hermina tampaknya tidak hanya berdiam diri. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan masuk ke pasar modal melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Direktur Korporasi Grup RS Hermina Hasmoro mengatakan keinginan untuk masuk ke pasar modal memang keinginan dari Hermina Grup untuk mencapai visi rumah sakit bersalin ini. “Mengenai rencana IPO masih dikaji, tetapi Hermina punya niat karena visi kami ingin tumbuh sehat dan perlu dana juga bimbingan,” ucap Hasmoro, Rabu (6/9).
Rencana untuk masuk ke pasar modal memang masih tengah digodok matang oleh Hermina Grup. Sehingga dengan pemberitaan IPO tahun 2018 masih belum terjawab oleh Hasmoro. Hanya saja, dia menyebut rencana IPO memang akan diselenggarakan dalam waktu dekat.
Di samping menyiapkan waktu untuk masuk ke pasar modal, Hermina juga tengah menyiapkan diri untuk memperoleh dana segar dari para investor. Jika dilansir Bloomberg, Grup RS Hermina membidik dana segar senilai US$200 juta atau setara Rp 2,66 triliun dengan asumsi kurs sebesar Rp13.300/US$.
Tetapi Hasmoro meyakinkan bahwa nominal angka tersebut belum pasti. “Mungkin sekitar itu atau lebih. Tapi kita perlu banyak dan kalau dipenuhi semua, dan saham dijual semua jadi pihak Hermina tidak mayoritas lagi. Harus dihitung matang-matang,” pungkasnya.
Ada sekitar 15 perusahaan yang mendaftar menjadi underwriter IPO Rumah sakit Hermina. Akan tetapi ada tiga sampai empat kandidat diantaranya Mandiri Sekuritas, Kresna Sekuritas, Credit Suisse Group, dan Citigroup.
Apabila berhasil merealisasikan IPO, Rumah Sakit Hermina berencana dana yang diperoleh ditujukan untuk memajukan manajemen serta membuat perusahaan berkualitas dibanding dengan lainnya.
Bangun rumah sakit baru
Di samping menyiapkan amunisi untuk masuk ke pasar modal, PT Medikaloka Hermina pun sudah membuka dua rumah sakit baru di Makassar dan Balikpapan. Rencananya menjelang akhir tahun aka nada tiga rumah sakit lagi yang dibangun di Medan, Purwokerto dan Jakarta (oleh Podomoro).
Hasmoro juga menyebut rencana lain yang akan dilakukan PT Medikaloka Hermina adalah bekerjasama dengan sebuah yayasan di Jayapura yang akan membangun rumah sakit. Namun, pihak dari Hermina di sini hanyalah sebagai konsultan dan tidak ada jalinan investasi dalam kerja sama.
Sebenarnya untuk bisa bersaing dengan rumah sakit lain, Hasmoro menuturkan bahwa banyak antrian pembangunan rumah sakit dengan nama Hermina. Bahkan beberapa rumah sakit yang sudah groundbreaking di Samarinda, Jakabarin, Padang, Surabaya juga Manado pun sudah dilakukan. “Mudah-mudahan tahun depan,” imbuh Hasmoro di Gedung Bursa Efek Jakarta.
Jika dirinci, tahun 2018, PT Medikaloka Hermina berencana untuk membangun liam rumah sakit baru. Setelah itu, tahun 2019 juga ada tiga pihak yang mengundang untuk pembangunan rumah sakit, di antaranya Krawang, Pekanbaru dan Kendari, Sulawesi. Dan tahun 2020, PT Medikaloka menargetkan untuk membangun 40 rumah sakit dengan 4.000 tempat tidur.
Untuk membangun satu rumah sakit saja, Hasmoro bilang butuh menggelontorkan biaya Rp 80 sampai Rp 100 miliar kapasitas 50 tempat tidur. Nominal angka ini bisa bertambah tahun depan tergantung harga tanah dan tingkat kabupaten atau daerah pembangunan rumah sakit.
Rumah sakit bersalin yang pertama beroperasi tahun 1985 ini pun terus mengembangkan bisnis dalam bidang farmasi yaitu pembangunan rumah sakit di beberapa daerah selain Jakarta. Telah memiliki sekitar 15 cabang rumah sakit, dan akan terus bertambah, Hasmoro berharap laba yang diperoleh pun bisa bertambah. “Tahun lalu tumbuh 20%, harapannya tahun ini tidak kurang dari 20%,” kata Hasmoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News