Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada saat pasar obligasi -khususnya Surat Utang Negara (SUN)- tertekan, PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) harus putar otak agar tidak ikut merugi.
Pasalnya, HPAM hanya memiliki produk reksadana pendapatan tetap yang khusus berinvestasi pada obligasi pemerintah. Bahkan, produk reksadana HPAM Government Bond memiliki 100% aset pada Surat Utang Negara (SUN).
Reza Fahmi Riawan, Head of Businees Development Division Henan Putihrai Asset Management, menjelaskan, dalam kondisi seperti ini, strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah mengurangi porsi SUN yang bertenor panjang.
"Di saat pasar obligasi, khususnya SUN tertekan, agar mengurangi koreksi yang bisa saja dalam, kami menerapkan strategi mengurangi eksposur terhadap obligasi pemerintah berdurasi panjang," jelasnya.
Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, obligasi pemerintah dengan tenor panjang di atas sepuluh tahun memiliki risiko pasar yang lebih besar.
"Pada saat kondisi pasar obligasi sedang lesu, potensi koreksi pun jauh lebih dalam. Namun, bila optimisme pasar obligasi kembali, obligasi pemerintah dengan tenor panjang akan berkinerja lebih baik," jelas Wawan.
Namun Wawan menambahkan, jika fokus MI pada risiko terkoreksi, maka memang lebih baik memegang obligasi jangka pendek terlebih dahulu.
Reza juga bilang, prospek reksadana pendapatan tetap masih akan positif karena pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik. Stabilitas di neraca pembayaran dapat membantu stabilitas di pasar obligasi tahun ini.
"Saat ini kami memiliki target return absolut untuk imbal hasil reksadana pendapatan tetap," kata Reza. Imbal hasil reksadana pendapatan tetap akan tergantung dari kondisi pasar obligasi secara keseluruhan. HPAM menargetkan, imbal hasil reksadana pendapatan tetap akan lebih baik dari indeks obligasi pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News