Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, angka tersebut mengalami lonjakan 256,5% dibandingkan laba bersih HRUM di kuartal I 2021 sebesar US$ 17,6 juta.
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengatakan bahwa stock split memang tidak berdampak langsung bagi kinerja perusahaan. Namun untuk pergerakan sahamnya, akan cukup berpotensi membawa kenaikan harga saham pada saat stock split.
"Berpotensi menaikkan harga saham HRUM karena harganya yang menjadi lebih terjangkau terutama untuk investor retail. Secara frekuensi transaksi juga akan lebih likuid karena potensi saham yang lebih aktif diperdagangkan dan berpengaruh pada performa saham perusahaan," kata Desy.
Desy menyebut, nantinya pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk sell on strength saham HRUM setelah stock split. "Jelang stock split harga potensi naik. Kalau sudah distribusi ada potensi turun," sebutnya.
Baca Juga: Marketing Sales Solid, Begini Rekomendasi Saham Ciputra Development (CTRA)
Adapun pada perdagangan Rabu (11/5) harga saham HRUM bergerak di zona hijau, setelah dua hari berturut-turut terperosok di zona merah. Saham HRUM hari ini ditutup menguat 100 poin atau 0,98% ke level Rp 10.350.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, aksi stock split bisa membuat saham HRUM lebih menarik karena dari sisi keterjangkauan harga dapat menyaingi saham emiten batubara lainnya, seperti ADRO dan PTBA.
Kendati begitu, patut diingat bahwa naik turunnya saham tetap akan lebih dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang dapat menarik minat investor untuk melakukan akumulasi. Ketimbang hanya karena harga saham yang lebih terjangkau.
"Tentu saja investor juga akan melihat saham mana yang memiliki prospek dan valuasi yang dapat diterima. Bagi pelaku perdagangan jangka pendek atau trader pun harga pasca stock split akan lebih menarik untuk ditransaksikan," pungkas Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News