Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split). Persetujuan tersebut didapat dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (11/5).
Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), HRUM berencana untuk melakukan stock split dengan rasio 1:5, sehingga nilai nominal saham yang semula adalah Rp 100,- per saham akan menjadi Rp 20,- per saham.
HRUM menggelar stock split dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan untuk menjadikan harga saham menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel. "Agenda RUPSLB sudah disetujui oleh pemegang saham yang hadir," ujar Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Rabu (11/5).
Dihubungi terpisah, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan bahwa tujuan stock split memang untuk membuat harga saham menjadi lebih rendah. Dengan begitu, investor dapat membeli saham dengan harga yang lebih terjangkau dan mendorong semakin banyak transaksi di pasar.
Baca Juga: Prospek Kinerja Diprediksi Lebih Baik, Begini Rekomendasi Saham BUMN Karya
Dengan kata lain, saham tersebut bisa menjadi lebih likuid. "Aksi korporasi stock split menjadi sentimen positif untuk jangka pendek, yang bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek," kata Andhika.
Lebih lanjut, Andhika melihat aksi korporasi yang dilakukan HRUM akan menarik minat pasar. Terlebih, HRUM memiliki dua katalis positif utama yang mendorong kinerjanya.
Pertama, efek dari masih tingginya harga batubara yang dapat mendongkrak kinerja HRUM. Kedua, ekspansi HRUM ke segmen nikel yang bisa mendiversifikasi sumber pendapatan. "Ekspansi bisnis di segmen nikel berpotensi membuka ladang pendapatan baru bagi HRUM selain dari segmen batubara," imbuh Andhika.
Kedua katalis positif tersebut juga telah mendorong kinerja HRUM pada kuartal pertama 2022. HRUM membukukan pendapatan sebesar US$ 152,2 juta pada Q1-2022.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pendapatan HRUM melesat sebesar 166,6%, sebagai hasil dari average selling price (ASP) dan volume penjualan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Dinilai Berfundamental Bagus, Begini Rekomendasi Saham Sederet Bank Besar Berikut
HRUM mencatatkan ASP atau harga jual rata-rata sebesar US$ 168,4 per ton. ASP HRUM melonjak hingga 158,8%, dimana ASP yang dicapai pada kuartal pertama 2021 hanya sebesar US$ 65,1 per ton.
Sementara itu, smelter rotary klin electric furnace (RKEF) milik PT Infei Metal Industry (IMI), memulai produksi uji coba lebih cepat dari jadwalnya, yakni pada Desember 2021.
Selama tiga bulan pertama 2022, IMI memproduksi dan menjual 4.065 ton dan 5.046 ton setara logam nikel. Penjualan perdana menghasilkan pendapatan sebesar US$ 88,3 juta dan laba bersih sebesar US$ 16,2 juta untuk kuartal tersebut.
Dengan sejumlah faktor pendorong tersebut, HRUM mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 62,8 juta pada kuartal pertama 2022.