Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tembaga sepertinya sulit kembali beranjak naik setelah menyentuh level tertingginya 17 Oktober lalu pada harga US$ 7.134,50 per metrik ton. Penguatan dollar Amerika Serikat (AS) dan penurunan impor China ditengarai menjadi penyebab melemahnya harga tembaga.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan 10 November, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 0,32% ke level US$ 6.786 per metrik ton. Sementara jika dilihat seminggu terakhir penurunannya sudah mencapai 1,58%.
"Di bulan Oktober itu kan dollar AS sudah mulai menguat. Naiknya nilai tukar itu membuat pembeli menunda pembelian," ujar Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoints Futures kepada Kontan.co.id, Senin (13/11).
Kemudian tekanan lain datang dari penurunan impor China. Di bulan Oktober impor negeri Tirai Bambu itu tercatat turun menjadi 1,37 juta ton. Padahal di bulan September capaian impornya sempat tumbuh pada level 1,47 juta ton.
Lanjut Andri, meski kini operasional di tambang Freeport di Papua sudah kembali normal tetapi hal tersebut masih belum bisa mengangkat harga. Alasannya jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya kondisinya masih jauh berbeda. Produksinya belum kembali seperti ketika sebelum munculnya isu divestasi hingga pemecatan karyawan.
“Ditambah lagi di Cile tambangnya juga masih mengalami pemogokan jadi bisa dikatakan produksi global belum stabil,” terangnya.
Meski masih dibawah tekanan, tetapi pergerakan komoditas tembaga sebenarnya masih diselimuti sentimen positif. International Copper Study Group (ICSG) yang memperkirakan pasokan tembaga global tahun ini akan terkikis 3% seharusnya bisa menjadi sentimen positif yang mampu mengangkat harga. Sayangnya katalis ini masih kalah dengan tekanan data impor China dan penguatan dollar.
Dalam perhitungan Andri di akhir tahun 2017 harga tembaga akan bergerak pada kisaran US$ 6.700–US$ 6.900 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News