Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Harga tembaga kembali terkoreksi. Laju harga komoditas ini sulit naik lantaran ekspektasi ekonomi China yang melambat pada tahun ini. Sebagai konsumen tembaga terbesar dunia, perlambatan ekonomi China bakal berdampak pada pengurangan permintaan tembaga.
Di bursa London Metal Exchange (LME), Jumat (14/3), harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan ke depan, sempat naik tipis 0,84% dari hari sebelumnya menjadi US$ 6.469 per ton. Namun harga ini telah terkoreksi 12% dari awal tahun 2014. Hari sebelumnya Kamis (13/3), harga tembaga mencapai titik terendah sejak Januari 2010 di level US$ 6.415 per ton.
Sentimen utama penyebab koreksi harga tembaga masih berasal dari China. Sejumlah data ekonomi Negeri Tembok Besar itu menunjukkan pelemahan. Data produksi industri China Februari 2014 turun 8,6% year on year (yoy), bulan sebelumnya Januari juga minus 9,7%. Pada periode Februari, penjualan ritel China juga turun 11,8%.
Perlambatan ekonomi China akan diikuti dengan pengurangan impor komoditas, termasuk tembaga. Padahal, China merupakan negara pengguna tembaga terbesar dunia.
Pengamat komoditas, Ibrahim mengatakan, faktor ekonomi China memukul harga tembaga pada pekan lalu. “Indikator ekonomi China tidak hanya memperlihatkan turunnya aspek produksi, tapi juga aspek konsumsi dan manufaktur,” ujar Ibrahim.
Penurunan permintaan tembaga dari China diperkirakan akan membuat stok tembaga dunia kian berlimpah. Menurut Ibrahim, stok tembaga sejak 2011 selalu surplus tiap tahun lantaran berkurangnya permintaan.
Ibrahim memperkirakan, harga tembaga masih bisa terkoreksi lebih dalam seiring ramalan Bank Sentral Eropa terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal I tahun ini sebesar 1,9%. “Prediksi Bank Sentral Eropa ini yang membuat dana asing lari dari Asia termasuk China, kembali ke AS,” ungkap Ibrahim.
Harga batas bawah yang jadi patokan tembaga saat ini berada di US$ 6.000 per ton. Jika level itu tertembus, Ibrahim menduga, harga tembaga tahun ini bisa turun hingga US$ 5.000 per ton.
Secara teknikal, grafik moving average convergence divergence (MACD) 55% di area negatif. Bollinger bands (BB) 11 20% berada di atas BB bawah. Sedangkan, stochastic 75% berada di area negatif. Hanya indikator relative strength index (RSI) yang menunjukkan sinyal positif di level 55%.
Ibrahim memprediksi, harga tembaga hari ini, berada di level US$ 6.320 hingga US$ 6.530 per ton. Sedangkan, dalam sepekan ke depan, harga tembaga bergerak di US$ 6.295 – US$ 6.550 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News