Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga mencapai level tertinggi dalam beberapa pekan pada Kamis (6/2). Setelah kekhawatiran akan perang dagang skala penuh mereda, meskipun ancaman dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih membayangi.
Melansir Reuters, kontrak tiga bulan tembaga di London Metal Exchange (LME) naik 0,5% menjadi US$9.285 per ton dalam perdagangan resmi, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 24 Januari di US$9.350.
Sementara itu, kontrak tembaga paling aktif di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) melonjak 1,6% menjadi 76.480 yuan ($10.500,73) per ton, level tertingginya sejak 17 Januari.
Baca Juga: Donald Trump Jadi Sumber Ketidakpastian Global, Efek Negatifnya Menjalar Kemana-mana
"Kita sedang melihat reli akibat kelegaan pasar. Kekhawatiran terburuk mengenai tarif yang langsung diberlakukan telah mereda, meskipun masih belum ada kejelasan penuh," kata Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree.
Trump menunda pengenaan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko. Sementara respons China terhadap tarif 10% yang dikenakan Washington masih tergolong moderat.
Sementara itu, kandidat Trump untuk perwakilan perdagangan AS akan berargumen dalam sidang konfirmasinya di Senat pada Kamis untuk kebijakan perdagangan AS yang lebih pragmatis dengan fokus pada pemulihan sektor manufaktur dalam negeri.
Pasar juga mulai melihat tanda-tanda positif di tengah perlambatan ekonomi China, kata Shah.
Baca Juga: Klaim Penurunan Harga Nikel Menguntungkan Indonesia Masih Terlalu Dini
"Di China, situasinya tidak seburuk yang dikhawatirkan. Ada upaya besar dalam elektrifikasi ekonomi, termasuk komitmen investasi besar untuk infrastruktur jaringan listrik," tambahnya.
Perusahaan jaringan listrik milik negara China, yang merupakan salah satu konsumen logam terbesar, akan menginvestasikan lebih dari 650 miliar yuan dalam jaringan listrik nasional pada tahun ini, menurut laporan media pemerintah bulan lalu.
Bursa SHFE baru kembali dibuka pada Rabu (5/2) setelah libur Tahun Baru Imlek, dan para investor berharap China akan meluncurkan lebih banyak stimulus dalam pertemuan Kongres Rakyat Nasional pada Maret mendatang.
"Investor akan menunggu tanda-tanda peningkatan permintaan setelah liburan," kata Daniel Hynes, analis senior komoditas di ANZ Bank.
Baca Juga: Harga Logam Industri Turun Jumat (31/1), Tembaga Menuju Pekan Terburuk
Di pasar logam lainnya, aluminium di LME menguat 0,5% menjadi US$2.629 per ton, seng naik 1,4% menjadi US$2.820, nikel melonjak 1,2% menjadi US$15.725, timah naik 0,9% menjadi US$31.075, dan timbal turun tipis 0,1% menjadi US$2.002.
Selanjutnya: BAIC Sudah Mulai Mendirikan Pabrik Perakitan di Indonesia
Menarik Dibaca: 4 Strategi Plana Bangun Bisnis Sosial yang Berdampak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News