Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Gejolak pasar global akibat penantian pasar yang tertuju pada referendum Brexit menguntungkan harga tembaga. Terutama setelah dollar AS tercatat ikut terkikis.
Mengutip Bloomberg, Rabu (22/6) pukul 12.05 waktu Shanghai, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,20% ke level US$ 4.678 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Posisi USD sendiri masih dalam pergerakan koreksi akibat pelaku pasar menanti kelanjutan dari pidato Gubernur The Fed, Janet Yellen. Melalui testimoni sebelumnya memang Yellen mengindikasikan ada peluang The Fed menaikkan suku bunga apalagi jika berkaca dari data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan arah perbaikan ekonomi.
Namun itu tidak lantas bisa menopang laju USD. Hingga pukul 14.46 WIB index USD terkikis 0,11% ke level 93,14 dibanding hari sebelumnya. Jelas ini menguntungkan harga komoditas termasuk tembaga. Terutama karena dukungan dari kenaikan harga minyak mentah WTI yang tembus level US$ 50 per barel lagi.
“Tembaga bisa koreksi sekitar 5% nantinya jika Inggris benar angkat kaki dari keanggotan Uni Eropa,” duga Mark Keenan, Head of Commodities Research Societe Generale SA seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (22/6).
Namun ditambahkan, “Jelas selama ketidakpastian Brexit masih membalut pasar global, akan ada pergerakan yang cenderung tertahan sehingga rentang pergerakan menjadi sempit,” tutur Michael McCarthy, Chief Market Strategist CMC Markets Asia Pacific Pty.
Dengan celah yang ada di pasar global saat ini di antara penantian pasar yang tertuju pada Brexit, harga tembaga punya peluang pertahankan penguatannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Harga tembaga masih tak bertenaga
Harga tembaga tertekan lagi
Profit taking bikin tembaga terkilir
