CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.150   -64,92   -0,90%
  • KOMPAS100 1.093   -9,22   -0,84%
  • LQ45 873   -3,14   -0,36%
  • ISSI 215   -2,73   -1,25%
  • IDX30 447   -1,29   -0,29%
  • IDXHIDIV20 539   -0,26   -0,05%
  • IDX80 125   -1,07   -0,84%
  • IDXV30 135   -0,50   -0,37%
  • IDXQ30 149   -0,21   -0,14%

Harga tembaga kembali tak bertenaga


Selasa, 14 Juni 2016 / 07:03 WIB
Harga tembaga kembali tak bertenaga


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah terpuruk di pekan lalu, tembaga kembali menggeliat di awal pekan ini. Mengutip Bloomberg, Senin (13/6) pukul 11.17 waktu Inggris, kontrak harga tembaga pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,6% menjadi US$ 4.536,5 per metrik ton.

Angka ini terbang 1,18% dibandingkan harga terendah tembaga dalam empat bulan yang terjadi pada Kamis (9/6) lalu, yakni US$ 4.483,5 per metrik ton. Kenaikan harga tembaga di awal pekan ini di topang oleh sentimen positif dari data industri dan properti di China.

Selain itu, pasar komoditas juga mulai mengantisipasi keputusan Bank Sentral China, yang diprediksi akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Ini dilakukan dalam upaya melawan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang juga tengah mengintai Negeri Panda tersebut Walaupun sudah menunjukan perbaikan harga, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan, tembaga kembali terkoreksi pada pekan ini.

Penyebab utama, adanya Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting yang dijadwalkan pekan ini. Pertemuan tersebut diproyeksikan bakal menopang pergerakan indeks dollar Amerika Serikat (AS). "Indeks dollar AS menguat dan mengakibatkan harga tembaga turun," jelas Ibrahim, Senin (13/6).

Kekhawatiran yang juga masih mengintai tembaga adalah kelebihan produksi dan belum membaiknya permintaan pasar global. Terlebih lagi, ekonomi global masih dinaungi awan gelap setelah Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi global, dari 2,7% menjadi 2,4%.

Ditambah lagi, harga minyak dunia yang turut melemah pasca menyentuh level tertinggi di posisi US$ 51 per barel. "Terjunnya harga minyak juga menyeret komoditas lain, termasuk tembaga," beber Ibrahim.

Secara teknikal, pergerakan tembaga masih pada indikator moving average dan bollinger band bergerak di 10% di atas bollinger bawah. Garis stochastic dan moving average convergence divergence (MACD) 60% negatif berpola downtrend. Sedangkan RSI wait and see.

Alhasil, Ibrahim memperkirakan, harga tembaga pada Selasa (14/6) berada di kisaran US$4.500-US$4950 per metrik ton. Sementara dalam sepekan, tembaga ada di rentang US$4.370-US$4600 per metrik ton. W

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×