Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga tembaga naik ke level tertinggi satu minggu pada hari Senin karena pembeli dari China mulai kembali setelah liburan selama seminggu.
Meski begitu, prospek kenaikan harga tembaga dinilai tidak mungkin terjadi karena permintaan yang secara umum masih lemah di konsumen utama China hingga penguatan dolar AS.
Harga tembaga di London Metal Exchange (LME) naik 0,9% menjadi US$ 8,118 per metrik ton pada 0924 GMT dari sebelumnya di US$ 8,142 per metrik ton yang merupakan level tertinggi sejak 2 Oktober.
Harga logam yang digunakan dalam industri listrik dan konstruksi ini pada pekan lalu menyentuh US$ 7.870 alias level terendah dalam lebih dari empat bulan.
Baca Juga: Geopolitik Memanas, Harga Emas Melesat Lebih dari 1%
“Kelihatannya keadaan tidak membaik di Tiongkok. Pasar properti masih dalam kesulitan,” kata seorang trader tembaga seperti dikutip Reuters.
Data terbaru dari China menunjukkan rata-rata penjualan rumah harian selama liburan turun 17% dibandingkan dengan tahun lalu, meskipun ada serangkaian langkah dukungan untuk memulihkan kepercayaan di pasar properti yang sedang lesu.
“Untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade, siklus pertumbuhan Tiongkok tidak responsif terhadap dukungan makro yang dipimpin pemerintah,” kata analis Liberum, Tom Price.
Selain itu, bentrokan militer antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas juga menjadi sumber ketidakpastian pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News