kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga masih sulit bangkit


Selasa, 18 Oktober 2016 / 22:29 WIB
Harga tembaga masih sulit bangkit


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pekan ini, penurunan harga tembaga diprediksi akan kembali berulang. Bahkan sampai akhir tahun ini, analis memprediksi, harga tembaga belum akan pulih.

Mengutip Bloomberg, Senin (17/10), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange berada di level US$ 4.675 per metrik ton, tidak bergerak dari penutupan hari sebelumnya. Namun, apabila dibandingkan dengan hari yang sama sepekan sebelumnya, harga tembaga terkoreksiĀ  sebanyak 3,58%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures menilai, koreksi harga tembaga dipicu tiga faktor. Pertama, sentimen dollar Amerika Serikat (AS) yang masih positif. "Indeks dollar AS yang menguat menyebabkan harga komoditas logam industri semakin tertekan," kata dia.

Memang setelah pidato Gubernur The Fed Janet Yellen pada pekan lalu, indeks dollar AS sempat menguat. Dalam pidatonya di Boston, Gubernur Teh Fed Janet Yellen mengatakan mungkin The Fed perlu mengambil langkah-langkah agresif untuk menyelamatkan ekonomi AS. Komentar ini direspons baik oleh pelaku pasar dan terbukti mampu menguatkan indeks dollar AS.

Kedua, adanya data yang mixed dari China pada pekan lalu. "Meskipun neraca perdagangan China pada bulan September surplus, tapi angkanya menurun dari bulan sebelumnya," terang Andri.

Ketiga, adanya rilis dari International Copper Study Group yang mengatakan, produksi tembaga di dunia pada semester pertama tahun ini justru membengkak sebesar 4,5% dibanding tahun lalu. Berbanding terbalik, impor tembaga China sebagai salah satu konsumen terbesar dunia malah menurun. Impor China bulan September lalu mengempis 2,5% menjadi sekitar 340.000 ton.

"Di satu sisi pasokan bertambah, namun di sisi lain permintaan menurun. Ini membuat pasar ragu-ragu dan membuat tembaga tertekan, " terang Andri. Maklum, China adalah konsumen sekitar 40% permintaan tembaga dunia.

Mengacu data-data tersebut, Andri memprediksi, harga tembaga masih akan tertekan pada pekan ini. Sampai akhir tahun pun, ia meramal, tembaga akan sulit menembus level US$ 4.900 per metrik ton.

"Sentimen global tidak banyak mendukung," kata Andri. Ia melihat, sentimen terhadap dollar AS masih baik sampai akhir tahun ini di tengah keyakinan pelaku pasar akan adanya kenaikan suku bunga pada bulan Desember. Selain itu, Andri memprediksi, industri China akan sulit bangkit melihat data-data yang agak mengecewakan bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×