kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga tembaga di 2016 terdongkrak permintaan China


Rabu, 28 Desember 2016 / 21:15 WIB
Harga tembaga di 2016 terdongkrak permintaan China


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga tembaga cenderung melemah di penghujung tahun ini. Pada perdagangan Jumat (23/12), harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 0,89 % ke level US$ 5.469 per metrik ton. Namun sejak awal tahun 2016, tembaga mencatatkan penguatan hingga 18,66%.

Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoin Futures melihat, tembaga merupakan salah satu komoditas logam industri yang berhasil rebound dari keterpurukan tahun 2015 lalu. Perbaikan ini didorong dari permintaan dari China. Berkat melambungnya permintaan dari negeri tirai bambu tersebut akhirnya tembaga mulai bertenaga kembali.

Data Shanghai Metal Market menunjukkan, impor tembaga setengah jadi periode Januari-November 2016 mengalami kenaikan sekitar 0,4% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan impor konsentrat tumbuh jauh lebih tinggi hingga 29%. “China butuh konsentrat dan refinery cukup tinggi,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (28/12).

Tak hanya permintaan, terjadinya defisit pasokan juga turut melambungkan harga. International Cooper Study Group (ICSG) mencatat, selama periode Januari – September 2016 terjadi kekurangan pasokan tembaga sebanyak 84.000 ton. Padahal kebutuhan global dalam periode tersebut mengalami kenaikan hingga 3%.

Untuk tahun depan Andri pesimistis permintaan tembaga bisa melampaui pertumbuhan di tahun ini. Akan ada banyak faktor yang cukup mempengaruhi pergerakan harga. Potensi kenaikan produksi hingga kebijakan presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trumpt di sektor infrastruktur serta kebijakan otomotif dan konstruksi China akan mewarnai kinerja tembaga di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×