Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan bergerak turun pada perdagangan Senin (23/7). Hal ini ditopang oleh potensi penguatan rupiah pada hari yang sama.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menjelaskan, imbal hasil US Treasury jangka menengah (10 tahun) dan jangka panjang (30 tahun) pada Jumat (20/7) masing-masing bergerak turun sebesar 3 bps ke level 2,88% dan 3,0%. “Penurunan tersebut masih didorong oleh pelemahan dollar AS setelah Trump mengritik kebijakan The Fed yang membuat dollar AS bergerak terlalu kuat,” ujarnya dalam riset hari ini.
Di sisi lain, harga minyak dan gas alam dunia menahan penguatan imbal hasil US Treasury. Imbal hasil SUN diproyeksikan bergerak turun pada hari ini. Selain didukung oleh potensi penguatan rupiah, imbal hasil SUN dinilai sudah naik cukup tajam dalam sepekan terakhir.
Mikail memprediksi, imbal hasil SUN seri acuan 10 tahun akan bergerak di kisaran 7,70%--7,82%. Adapun seri obligasi negara yang ia rekomendasikan hari ini antara lain FR0063, FR0075, FR0064, FR0067, dan FR0065.
Sementara analis fixed income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra justru memperkirakan, imbal hasil SUN akan naik pada hari ini. Dia menyebut, imbal hasil surat utang global cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat (20/7) lalu, sehingga mengakibatkan kenaikan imbal hasil SUN.
"Aksi jual oleh investor di tengah pelemahan kurs rupiah menjadi katalis negatif yang mendorong kenaikan imbal hasil SUN pada perdagangan akhir pekan lalu," ujar Made dalam riset hari ini.
Perubahan tingkat imbal hasil SUN berkisar antara 1-7 bps. Adapun imbal hasil SUN tenor pendek (1-4 tahun) naik berkisar antara 1 - 4 bps dengan harga turun hingga sebesar 10 bps.
Secara teknikal, harga SUN pada keseluruhan tenor masih terlihat mengalami tren penurunan. Di saat yang sama, harga SUN sedang mendekati area jenuh jual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News