kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Sideways, Saat Tepat Akumulasi Bitcoin?


Selasa, 15 Agustus 2023 / 18:39 WIB
Harga Sideways, Saat Tepat Akumulasi Bitcoin?
ILUSTRASI. Pergerakan datar harga Bitcoin (BTC) diperkirakan masih akan berlangsung lama. Momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi trader untuk mencicil Bitcoin di harga rendah.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pergerakan datar harga Bitcoin (BTC) diperkirakan masih akan berlangsung lama. Momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi trader untuk mencicil Bitcoin di harga rendah.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengamati, pergerakan harga Bitcoin sejak 24 Juli 2023 hingga hari ini, Selasa (15/8) masih cenderung sideways alias mendatar. Pasangan BTC/USD bergerak kisaran US$ 28.900 hingga US$ 29.800.

Menurut data dari The Block, volatilitas Bitcoin telah mencapai level terendah dalam sejarahnya. Volatilitas harga Bitcoin dalam periode 30 hari terakhir saat ini berada pada angka 15,5% dimana anjlok dibawah level terendahnya pada Desember 2018 yang berada di angka 18,97%.

Panji mengatakan, sideways terjadi karena permintaan dan penawaran sama-sama kuat, sehingga harga aset jadi cenderung stabil. Bitcoin sejauh ini mampu kokoh bertahan diatas level support $28.500, meski harus melalui berbagai sentimen negatif seperti data inflasi Amerika Serikat (AS) di pekan lalu yang mengalami kenaikan, baik dari sisi konsumen maupun produsen.

“Ketika pergerakan Bitcoin sideways ini bisa menjadi waktu yang baik untuk mengumpulkan Bitcoin dengan harga lebih rendah. Investor bisa secara bertahap membeli Bitcoin pada harga-harga yang lebih rendah dan menyimpannya sebagai bagian dari strategi jangka panjang,” kata Panji dalam diskusi bersama media, Selasa (15/8).

Baca Juga: Harga Aset Kripto Diprediksi Bisa Terus Naik Jelang Momentum Halving Bitcoin 2024

Secara historis, Panji mencermati, kuartal ketiga menjadi kenaikan terendah bagi harga Bitcoin. Dari tahun 2013-2022, kuartal ketiga secara rata-rata hanya menghasilkan kenaikan harga BTC sebesar 8.30% dibandingkan kuartal keempat sebesar 92.4%.

Bulan September kemungkinan juga berpotensi mengalami penurunan, apabila The Fed kembali mengerek suku bunga. Setelah itu, periode Oktober-Desember diyakini bakal naik cukup tinggi karena ada sentimen dari potensi diizinkannya Bitcoin Exchange Traded Fund (ETF) untuk diperdagangkan dan momentum jelang Bitcoin Halving 2024.

Panji menyarankan, investor dapat melakukan akumulasi dengan menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) untuk membeli bitcoin. DCA adalah sebuah strategi untuk membeli Bitcoin sedikit demi sedikit, dengan jumlah yang sama, secara rutin, dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, Anda rutin membeli Bitcoin sebesar Rp50.000 setiap minggu selama satu tahun.

“Maka investor bisa memanfaatkan bulan Agustus dan September ini untuk akumulasi. Jadi mulai bisa pertimbangkan untuk tambah muatan,” ujar Panji.

Menurut Panji, apabila Bitcoin ETF diizinkan Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) untuk beredar maka menjadi sentimen positif bagi harga BTC. Penjualan BTC bisa melalui bursa efek AS yang semakin memperluas frekuensi investor semakin banyak lagi.

Sementara itu, momentum halving bitcoin yang terjadi setiap empat tahun sekali juga akan menjadi katalis positif. Pergerakan harga BTC memang terpantau selalu naik saat halving sebelumnya dilakukan.

Adapun Halving Bitcoin bertujuan untuk membatasi produksi bitcoin yang baru dengan cara memotong hadiah kepada penambang (miners) menjadi setengah dari nilai reward sebelumnya.

Dengan melakukan halving, maka dapat mengurangi laju penambahan koin baru dan menurunkan pasokan BTC yang beredar yang pada akhirnya berdampak pada harga.

“Harga Bitcoin sendiri telah naik sekitar 80% dari awal tahun. Dalam waktu dekat kemungkinan bakal terjadi sedikit koreksi, sebelum akhirnya bergerak dalam tren bullish sampai tahun 2025,” ungkap Panji.

Walaupun demikian, Panji berujar, trader harus mencermati jika harga BTC turun di bawah level support maka ada kemungkinan harga akan turun menjadi lebih rendah lagi. Sebaliknya, jika harga melewati level resistance dan diikuti dengan kenaikan puncak harga yang lebih tinggi, sideways akan berakhir dan masuk ke bull market.

Beberapa data yang akan mempengaruhi harga Bitcoin di pekan ini antara lain, FOMC meeting minutes pada Kamis (17/8) yang akan menjadi perhatian pelaku pasar dan investor pekan ini untuk mencari petunjuk bagaimana arah kebijakan The Fed selanjutnya. Indeks harga konsumen (IHK) pada Juli 2023 secara tahunan masih naik 3,2% yoy, sedangkan CPI Inti tumbuh 4,7% yoy.

Indeks Harga Konsumen (IHP) atau ukuran inflasi bagi produsen pada Juli 2023 meningkat 0,8% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,2% yoy dan dari ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh 0,7% yoy. Sementara, inflasi produsen inti berada di 2,4% yoy, stagnan dibandingkan bulan sebelumnya tetapi lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,3%.

Kedua data inflasi tersebut berpotensi mendorong sikap bank sentral AS untuk kembali hawkish. Sikap ketat the Fed berkaitan dengan kenaikan suku bunga akan berdampak menguatkan nilai tukar dolar AS. Alhasil, mata uang dan instrumen investasi lain bisa terkoreksi termasuk aset kripto.

Panji menganalisis, BTC berupaya untuk menembus resistance US$ 29.500 hingga naik mencapai US$ 29.695 di hari Senin (14/8), namun kembali turun pada Selasa pagi (15/8) pukul 08:00 WIB, dimana BTC bertengger di harga US$ 29.433.

Dalam jangka pendek, BTC berpotensi naik menguji area dynamic resistance MA-50 di US$29.875 jika BTC berhasil bergerak diatas MA-20. Indikator Stochastic rebound diatas area oversold an MACD histogram bar dalam momentum bullish terbatas bergerak naik diatas area centreline dan MACD histogram bar dalam momentum bearish terbatas. Posisi support BTC berada di area US$ 28.500.

Baca Juga: Transaksi Kripto Bisa Lebih Aman Setelah Bursa Kripto Meluncur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×