kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga sahamnya terus naik, ini penjelasan Adhi Karya (ADHI)


Minggu, 10 Januari 2021 / 20:35 WIB
Harga sahamnya terus naik, ini penjelasan Adhi Karya (ADHI)
ILUSTRASI. Perusahaan konstruksi Adhi Karya. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) beberapa waktu terakhir terus mengalami kenaikan harga. Sebelum disuspensi, harga saham ADHI naik 16,94% dalam sepekan. 

Direktur Keuangan ADHI Agung Dharmawan menjelaskan manajemen berpendapat ada beberapa sentimen positif yang menjadi pendorong kenaikan harga saham ADHI. Antara lain pengecoran bentang panjang terakhir dari pembangunan proyek LRT Jabodebek, dan Adhi Karya memperoleh 6 penghargaan MURI di mana 2 penghargaan diterima pada tahun 2019 dan sisanya diterima pada tahun lalu. 

"ADHI juga melakukan penandatanganan kontrak baru Tol Solo-Yogya dan Serang-Panimbang senilai Rp 8,7 triliun," tulisnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (8/1). 

Baca Juga: Inocycle Technology (INOV) siapkan capex sebesar Rp 30 miliar di tahun ini

Pada November 2020, Adhi Karya juga mencatatkan kenaikan perolehan kontrak bari 130,7% dibandingkan perolehan pada bulan sebelumnya. Pada Oktober 2020 perolehan kontrak ADHI sebesar Rp 7,5 triliun dan meningkat menjadi Rp 17,2 triliun pada November 2020. Hal ini menjadi sentimen positif bagi ADHI. 

Sentimen positif lainnya antara lain pelabuhan Patimban hasil sinergi ADHI dan BUMN Konstruksi resi beroperasi, peningkatan anggaran pembangunan infrastruktur pada APBNI 2021 menjadi Rp 414 triliun dan penandatanganan mengenai pembentukan Lembaga Pengelolaan Investasi. 

Lembaga Pengelolaan Investasi tersebut akan diberi nama Indonesia Investment Authority (INA). Adung menjelaskan saat ini pembentukan INA masih dalam tahap finalisasi sehingga belum ada proyek dan pembicaraan lebih lanjut mengenai pendanaan dari INA.

"Namun ADHI berharap kehadiran SWF mampu membantu dalam pengembangan dan pendanaan proyek-proyek infrastruktur ke depannya," imbuh dia.

 Baca Juga: Naik 7,99% sejak awal tahun, IDX SMC Liquid masih punya potensi menguat

Di 2021, ADHI menargetkan pendapatan bakal mengalami peningkatan seiring dengan perolehan kontrak baru di 2020 yang cukup baik dan target kontrak bari di 2021 yang naik 20% menjadi Rp 24 triliun - Rp 25 triliun. Kenaikan tersebut mempertimbangkan peluang pasar infrastruktur pada 2021.

"Sehingga diharapkan pencapaian laba bersih di tahun 2021 akan tumbuh dibandingkan tahun 2020 namun masih belum pulih sepenuhnya seperti di tahun 2019," jelas dia.

Selanjutnya: Ada vaksinasi corona, begini target Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×