Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
“Saya mengestimasi UNTR berpotensi mencetak pendapatan sebesar Rp82,2 triliun dengan laba bersih sebesar Rp10,1 triliun tahun ini,” ujar Meilki kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).
Sebagai gambaran, tahun lalu UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 84,43 triliun atau turun 0,22% secara tahunan. Sementara laba bersihnya mencapai Rp 11,31 triliun atau naik tipis 1,68 triliun dari tahun 2018.
Meskipun pandemi Covid-19 berpotensi melemahkan permintaan alat berat Komatsu, Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi akhir-akhir ini dapat menopang pendapatan UNTR.
Baca Juga: Realisasi Kinerja UNTR di Awal 2020 Turun, tapi Bukan Karena Corona
“Analisis sensitivitas kami menunjukkan bahwa ketika rupiah terdepresiasi 10% terhadap dolar AS dari asumsi dasar kami sebesar Rp14.000 per US$, pendapatan UNTR pada tahun 2020 akan meningkat sekitar 9,8%.,” tulis Stefanus dalam riset, kemarin (26/3).
Selain itu, UNTR juga tertolong dengan harga minyak mentah yang rendah, sehingga dapat menekan total biaya karena biaya bahan bakar berkontribusi sekitar 20% - 25% dari total biaya.
Stefanus mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham UNTR tetapi dengan target harga yang lebih rendah yakni Rp 23.000 per saham. Pada perdagangan hari ini, saham UNTR ditutup menghijau 3,16% ke level Rp 15.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News