kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga saham MNCN sudah terkoreksi 34%, berikut prospek dan rekomendasinya


Selasa, 18 September 2018 / 19:56 WIB
Harga saham MNCN sudah terkoreksi 34%, berikut prospek dan rekomendasinya
ILUSTRASI. Manajemen Media Nusantara Citra dan MNC Sky Vision Tbk


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen depresiasi rupiah tampaknya masih menjadi penjegal kinerja PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Diukur dari tingkat kepemirsaan atawa audience share, MNCN memang masih memegang peringkat share terbanyak kedua pada jam tayang utama. Namun, tingginya angka share dinilai tak cukup ampuh mendongkrak laba emiten media ini.

Menilik harga sahamnya, hari ini MNCN ditutup pada level Rp 835 per saham. Ini merupakan nilai terendah saham MNCN sejak Agustus 2011 yang telah ditembus beberapa kali sejak pekan lalu. Dihitung dari awal tahun, harga saham MNCN telah melorot 33,89%.

Sepanjang semester pertama lalu, pendapatan MNCN mengalami pertumbuhan tipis yakni 1,76% menjadi Rp 3,69 triliun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Namun, laba bersih perusahaan milik Harry Tanoesoedibjo ini tergerus 17,87% year-on-year (yoy) menjadi Rp 636,48 miliar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya dalam risetnya hari ini, Selasa (18/9), menilai, MNCN belum juga mampu mencetak pertumbuhan double-digit hingga akhir kuartal kedua lalu kendati angka aundience share-nya kuat.

"Di kuartal ketiga, peluangnya juga kecil untuk MNCN mencatat pertumbuhan pendapatan double digit karena sepanjang Agustus harus berbagi pemirsa dengan Indosiar (SCMA) dalam rangka siaran Asian Games," jelas Christine.

Tak hanya itu, Christine tambah pesimis lantaran capaian MNCN secara bottom-line belum juga memenuhi ekspektasinya untuk dua kuartal berturut-turut dalam tahun ini. Menurutnya, faktor utamanya ialah kerugian kurs asing yang membengkak lantaran depresiasi pada nilai tukar rupiah yang cukup dalam sepanjang tahun ini.

Pasalnya, Christine mencatat, utang jangka panjang MNCN hingga kuartal kedua lalu mencapai US$ 250 juta. Nilai tersebut ekuiivalen Rp 3,76 triliun liabilitas yang dikenakan bunga secara keseluruhan.

Belum lagi, Analis NH Korindo Sekuritas Michael Tjahjadi menambahkan, sepanjang paruh pertama tahun ini, MNCN harus menganggung kerugian kurs asing sebesar US$ 221,24 miliar. Ini merupakan nilai kerugian kurs terbesar yang pernah dialami perusahaan sejak kuartal ketiga tahun 2015 silam.

Untungnya, Michael melihat MNCN berpeluang mendulang pendapatan dari iklan yang masih cenderung stabil. Semester-I 2018, pendapatan dari iklan berkontribusi sebesar Rp 3,54 triliun atau naik 4,17% yoy.

"Berdasarkan riset Nielsen, pengeluaran perusahaan untuk iklan di media massa masih tumbuh sekitar 5% yoy. Sekitar 82% porsi iklan tersebut masih didominasi oleh televisi karena jangkauannya yang luas," ujar Michael.

Selain itu, Michael juga masih cukup optimistis terhadap pendapatan konten MNCN ke depan. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, pendapatan konten MNCN menanjak 42% yoy menjadi Rp 760,9 miliar.

Menurut Michael, MNCN akan terus menambah konten lokal hingga 100% pada akhir tahun serta meningkatkan kualitasnya sehingga berpotensi mendongkrak margin pendapatan di tahun-tahun selanjutnya.

Senada, Christine juga melihat upaya MNCN menggenjot produksi konten lokal dengan cara mengurangi porsi tayangan mancanegara hingga 20% sepanjang tahun ini. Lantas, margin kotor perusahaan di kuartal kedua pun naik dari 58,5% menjadi 60,4%.

Namun, Christine tak begitu yakin MNCN mampu mendorong kinerja dengan mengandalkan audience share semata. "Tingginya audience share tidak serta merta ditranslasi menjadi rate card yang lebih tinggi sehingga tidak akan signifikan memengaruhi pendapatan perusahaan," terang dia.

Proyeksinya, akhir tahun ini pendapatan MNCN masih akan mencatat kenaikan mencapai Rp 7,37 triliun. Namun, laba bersih diperkirakan turun dari akhir tahun sebelumnya menjadi dari Rp 1,45 triliun menjadi Rp 1,31 triliun.

Untuk itu, Christine menurunkan rekomendasinya terhadap MNCN dari sebelumnya trading buy menjadi hold. Ia memasang target harga Rp 820 per saham dengan perkiraan saham saat ini diperdagangkan pada rasio PE 9,1 kali.

Sebaliknya, Michael masih memberi rekomendasi beli MNCN dan mematok target harga Rp 1.125 per saham. Adapun, analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat merekomendasikan beli saham MNCN dengan target harga Rp 1.700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×