Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengelola jaringan restoran The Duck King, PT Jaya Bersama Indo (JBI) bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran perdana saham kepada publik alias initial public effering (IPO). Perusahaan ingin melepas 403,8 juta saham atau setara 34,4% dari modal ditempatkan dan disetorkan.
Rencananya, perusahaan akan menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp 1.550-Rp 1.950 per saham. Kisaran harga tersebut mencerminkan price earning ratio (PER) sekitar 15 kali-18,9 kali.
Analis Ekuator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto mengatakan, harga saham yang dipatok Duck King terbilang mahal, karena biasanya perusahaan-perusahaan menawarkan saham IPO dengan acuan valuasi PER di bawah 15 kali.
Meskipun penetapan harga kisaran IPO itu tidak berpengaruh terhadap prospek perusahaan, namun, lanjut David, kisaran harga yang tinggi akan mempengaruhi minat investor membeli saham IPO.
"Kalau mahal, takutnya minat investor terhadap saham tersebut berkurang," katanya, Kamis (17/5).
Dalam catatan KONTAN, rencana IPO The Duck King sejalan dengan target ekspansi perusahaan yang cukup agresif pada tahun ini. Manajemen JBI berniat menambah 10 gerai baru di wilayah Indonesia dan satu gerai di Vietnam. Agenda ekspansi keluar negeri sudah masuk dalam road map perluasan usaha The Duck King.
Terkait rencana penggunaan dana hasil IPO, David belum bersedia berkomentar. Alasannya, data resmi dari Duck King belum dirilis di BEI.
Sedangkan, bagi analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, harga saham IPO The Duck King masih tergolong normal.
"Soal prospek The Duck King, semua tergantung dari strategi untuk bisa bersaing dengan pesaing-pesaing lainnya di bidang restoran," imbuhnya, Kamis (17/5).
Sebagai perbandingan, PT Sarimelati Kencana Tbk juga segera melantai di BEI. Pengelola jaringan resto Pizza Hut ini telah menggelar penawaran umum saham perdana dengan mematok harga saham IPO sebesar Rp 1.100 per saham. Perusahaan menawarkan sebanyak 604,37 juta saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News