Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
Sebenarnya, GOTO membukukan pendapatan bersih sejumlah Rp 1,49 triliun pada kuartal 1 2022. Realisasi ini meningkat 65,48% secara tahunan.
Namun, pertumbuhan pendapatan bersih ini seiringan dengan membengkaknya beban-beban GOTO. Beban pokok pendapatan GoTo naik 75,32% secara year on year (yoy) dari Rp 693,14 miliar di Maret 2021 menjadi Rp 1,21 triliun per Maret 2022.
Kemudian, beban penjualan dan pemasaran GoTo membengkak menjadi Rp 3,30 triliun dari tahun sebelumnya Rp 431,49 miliar. Sementara, beban umum dan administrasi mengembang dari Rp 697,33 miliar menjadi Rp 2,58 triliun.
Beban pengembangan produk GoTo naik 85% menjadi Rp 995,94 miliar pada kuartal pertama 2022. Beban penyusutan dan amortisasi meningkat 128% yoy menjadi Rp 761,46 miliar. Beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp 434,79 miliar dari Rp 348,21 miliar.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mencermati pergerakan saham GOTO untuk saat ini cenderung keluar dari fase downtrend-nya. Walaupun secara teknikal saham GOTO sudah bergerak di atas level MA20.
"Para pelaku pasar dapat speculative buy terlebih dahulu dengan memperhatikan support terdekatnya di Rp 276 dan support krusial di Rp 181, untuk resistence di Rp 324 dan Rp 348 dapat dijadikan sebagai target terlebih dahulu," papar Herditya saat dihubungi Kontan, Senin (30/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News