Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sedangkan, kinerja segmen energi panas bumi dari BRPT cenderung stabil. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony memproyeksikan dalam jangka panjang kinerja BRPT berpotensi tumbuh. Apalagi setelah BRPT mengakuisisi Star Energy yang merupakan perusahaan geothermal.
"Secara prospek jangka panjang cukup baik," kata Chris, Rabu (22/7).
Selain itu, BRPT kini tengah fokus membangun Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10. Baru-baru ini BRPT telah menandatangani perjanjian pinjaman pemegang saham senilai US$ 252 juta dengan anak usahanya PT Indo Raya Tenaga untuk membangun PLTU berkapasitas 1.000 megawatt tersebut.
Chris menilai PLTU bisa membantu BRPT untuk mencetak keuntungan di masa depan. Namun, sekedar informasi kontribusi segmen listrik ke pendapatan BRPT masih tergolong kecil.
Baca Juga: Kepemilikan Prajogo Pangestu di Barito Pacific (BRPT) meningkat menjadi 72,14%
Melihat kinerja BRPT yang saat ini menurun, Chris menilai harga saham BRPT sudah terlalu tinggi (overprice). Oleh karena itu Chris cenderung wait and see terhadap BRPT dan perlu untuk menunggu hasil kinerja positif dari BRPT.
"Kinerja dengan harga saham cenderung terlalu besar gap-nya," kata Chris.
Hingga akhir tahun Chris memproyeksikan pendapatan BRPT tumbuh 5% dengan laba bersih tumbuh 1%-2%.
Sementara, Young Jun merekomendasikan sell di target harga Rp 750 per saham. HArga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News