Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten perbankan siap melakukan aksi korporasi kembali di tahun ini. Diantaranya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
BNI berencana untuk akuisisi Bank Mayora dalam upaya untuk mendirikan bank digitalnya. Skema akuisisi akan melibatkan pembelian saham lama dari pemegang saham lama, International Finance Corporation (IFC) dan penerbitan saham baru untuk diambil bagian oleh BBNI. Setelah akuisisi, BBNI akan memegang 63,92% saham Bank Mayora, efektif pada Mei 2022.
Kemudian, BRI bakal membeli kembali atau buyback saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di bursa dengan nilai hingga Rp 3 triliun. Adapun buyback diperkirakan akan digelar pada 1 Maret 2022-31 Agustus 2023.
Walau begitu, kedua saham tersebut mencatatkan turun harga. Sepekan terakhir, harga saham BBNI melorot 3,89% dan pada penutupan perdagangan Selasa (25/1) sahamnya turun 4,23% ke Rp 6.800. Saham BBRI juga turun 2,86% dalam sepekan dan hari ini sahamnya ditutup turun 1,21% ke Rp 4.070.
Baca Juga: BNI (BBNI) Akan Akuisisi Bank Mayora Senilai Rp 3,5 Triliun
Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana menilai penurunan harga saham kedua bank pelat merah ini akibat adanya kekhawatiran investor terkait peningkatan kasus Covid-19. "Karena bisa aja aktivitas masyarakat diperketat dan jika begitu output ekonomi pasti akan turun," ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (25/1).
Sentimen lainnya juga terkait kebijakan suku bunga Fed Fund Rate yang rencananya akan diumumkan pekan ini. Walau begitu, Wawan melihat kedua sentimen ini bersifat jangka pendek.
Analis Pilarmas Investindo, Okie Setya Adiastama juga sependapat bahwa penurunan saat ini seiring dengan penurunan dari sebagian besar indeks baik Asia maupun global.
Baca Juga: BBRI dan Sejumlah Emiten Buyback, Ini Rekomendasi Sahamnya
Secara prospek, Okie melihat aksi korporasi BBNI dapat memperkuat bisnis kedua bank tersebut. Terlebih nantinya Bank Mayora akan menjadi bagian dari infrastruktur perbankan digital yang tentunya dapat memperluas jangkauan BBNI pada pasar kredit UMKM.
"Dalam jangka pendek kami merekomendasikan wait and see pada investor mengingat saat ini tendensi pasar lebih cenderung tertekan, sehingga besar potensi saham perbankan masih akan tertekan baik dalam jangka pendek maupun menengah," ujarnya.
Demikian halnya dengan rencana buyback BBRI. Dia menilai aksi korporasi itu dapat menjaga nilai dari saham. Sehingga investor juga dapat mencermati komitmen BBRI pada aksi korporasi kali ini.
Okie menjagokan BBNI dengan target harga Rp 7.425. Sedangkan Wawan masih merekomendasikan buy untuk BBNI dan BBRI dengan target harga, masing-masing Rp 7.700 dan Rp 5.000.
Baca Juga: BRI Berencana Buyback Saham Hingga Rp 3 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News