Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga perak kembali jatuh ke support US$ 29 per ons troi, setelah sikap yang lebih hawkish dari Federal Reserve (the Fed). Ditambah, Federal Open Market Committee (FOMC) memproyeksikan hanya ada satu kali penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada tahun ini, meski data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.
Mengutip Bloomberg, pada Senin (17/6) pukul 19.44 WIB, harga perak turun 0,91% ke level US$ 29,28 per ons troi pada Senin (17/6). Sedangkan, dalam sepekan harga perak juga terkoreksi 1,54%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa sejatinya harga perak mengikuti pergerakan harga emas internasional. Sehingga, harga perak turun karena harga emas yang juga terkoreksi.
Berdasarkan Bloomberg, pada Senin (17/6) pukul 19.47 WIB, harga emas ada di level US$ 2.320,68 per ons troi, turun 0,53% dari akhir pekan lalu.
Baca Juga: Harga Perak Turun, Begini Dampaknya Terhadap Harga Emas
“Namun saya melihat harga emas dan perak akan sama-sama akan kembali lagi mengalami penguatan, kalau dilihat dari analisis secara teknikal. Sehingga penurunannya tidak dalam jangka panjang,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (17/6).
Ibrahim menilai, sentimen yang membuat harga perak akan kembali menguat karena peran gandanya sebagai investasi dan logam industri. Harga perak dipengaruhi langsung oleh teknologi yang ada dan yang sedang berkembang.
Menurutnya, banyak aplikasi yang memanfaatkan karakteristik fisik perak yang unik, sehingga tidak tergantikan.
"Inovasi dalam teknologi dapat mendorong permintaan dan berdampak pada harga," paparnya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, sentimen lainnya yang membuat harga emas turun karena meredanya situasi geopolitik di Timur Tengah, juga meredanya gencatan senjata antara Hamas dengan Israel, sehingga masyarakat tidak begitu bergantung terhadap aset safe haven.
Selain itu, sentimen lainnya, Ibrahim bilang, datang dari data Amerika Serikat yang terus membaik dan tidak adanya tanda-tanda penurunan suku bunga. Dengan kondisi tersebut, membuat dolar AS menguat sehingga harga emas dan perak turun.
“Penguatan dolar ini seringkali berdampak negatif terhadap harga emas karena emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Level Rp 1.347.000 Per Gram Pada Minggu (16/6)
Ibrahim pun memprediksi, harga emas berpotensi untuk turun lebih rendah lagi dalam waktu dekat ini. Sedangkan hingga akhir kuartal II-2024, kemungkinan besar harga emas masih akan terkoreksi di level US$ 2.260 per ons troi.
Kemudian pada akhir tahun 2024, Ibrahim memproyeksi harga emas akan sedikit mengalami kenaikan di level US$ 2.400 per ons troi.
“Sementara untuk harga perak di kuartal kedua ada kemungkinan besar, kalau seandainya harganya lebih turun maka akan berada di posisi US$ 27 per ons troi,” kat dia.
Adapun pada akhir tahun 2024, Ibrahim memproyeksi, harganya akan kembali menguat ke level US$ 30,50 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News