Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah tertekan tajam selama beberapa hari terakhir, harga perak rebound tipis. Analis menilai pamor perak belum pulih hingga akhir tahun nanti akibat keperkasaan dollar AS yang mendominasi pasar global.
Mengutip Bloomberg, kemarin pukul 14.23 WIB, harga perak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange naik 0,05% ke US$ 16,64 per ons troi. Sepanjang pekan ini, harga perak tergerus 1,65%.
Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka, menilai, saat ini dollar AS melemah menjelang perayaan thanksgiving. Hari libur nasional ini turut meredakan aktivitas pasar di AS dan membuat reli penguatan dollar AS yang signifikan pasca spekulasi soal arah kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump terhenti sejenak.
"Selain itu, USD terserang aksi profit taking yang memberikan celah bagi harga logam mulia menguat," kata dia.
Tambah lagi, usai penarikan aset besar-besaran pekan lalu, kepemilikan perak di IShares Silver Trust perlahan stabil. Per Senin (21/11) lalu, nilai aset perak di Ishares bertahan di 10.891 ton atau sama dengan levelnya di akhir pekan.
Padahal sebelumnya, dana yang keluar akibat aksi investor melepas aset perak di pertengahan pekan lalu mencapai US$ 79 juta. Ini penarikan terbesar sejak Januari 2016.
Tak hanya itu, kepemilikan aset di ETF per Kamis (17/11) sempat tergerus hingga 2,9 juta ons troi, yang merupakan penurunan pertama dalam 10 bulan terakhir. "Meski sekarang naik, tetap saja pamor perak tak semengkilap sebelumnya," papar Ibrahim.
Dia memprediksi selama potensi kenaikan bunga The Fed pada Desember 2016 tetap sekuat saat ini, maka harga perak bisa tertekan hingga akhir 2016. Perak bisa terpuruk ke US$ 15,30 per ons troi. Tekanan semakin besar karena permintaan diprediksi belum membaik.
Laporan GFMS, Unit Riset Thomson Reuters, permintaan perak 2016 hanya 1,06 miliar ons troi, turun dibanding tahun lalu 1,17 miliar ons troi. Hanya saja kesempatan perak mempertahankan harga dari kejatuhan tajam masih terbuka.
"Upaya pemangkasan produksi bisa mengikis pasokan berlebih dan ini cukup untuk menjaga keseimbangan harga dari penguatan dollar AS," kata Ibrahim. Ia berhitung perak bisa bertahan di US$ 17,40 per ons troi jika produksi terus menipis.
Dari sisi teknikal, Ibrahim menganalisa indikator moving average (MA) dan bollinger band bergerak 40% di atas bollinger bawah, sehingga mengindikasikan peluang naik.
Ibrahim memprediksi harga perak hari ini (24/11) di US$ 15,40-US$ 16,96 per ons troi dan sepekan ke depan bergerak antara US$ 16,00-US$ 18,00 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News