kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga obligasi murah, saatnya untuk membeli


Selasa, 22 Mei 2012 / 12:50 WIB
Harga obligasi murah, saatnya untuk membeli
ILUSTRASI. Terapi kotoran sapi dipercaya akan meningkatkan kekebalan melawan penyakit virus Corona (Covid-19) di Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam Gaushala atau penampungan sapi di pinggiran Ahmedabad, India, 9 Mei 2021.


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bersamaan dengan jatuhnya indeks saham, pasar obligasi ikut melorot signifikan. Sampai penutupan Senin (21/5), indeks Inter Dealer Market Association (IDMA), acuan harga obligasi pemerintah, ditutup turun ke posisi 106,46 dari 108,33 per 11 Mei lalu.

Bahkan sampai pukul 10.00 WIB, Selasa (22/5), obligasi pemerintah seri FR0062 bertenor 30 tahun anjlok ke posisi terendahnya selama tahun 2012 di 95 dari 97,9 di hari sebelumnya.

Begitu juga dengan seri FR0058 bertenor 20 tahun, yang pada periode yang sama ikut anjlok ke posisi 110,62 dari 111,65 di hari sebelumnya.

Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI), Victor Antariksa, mengemukakan, turunnya harga obligasi selama libur panjang kemarin lebih disebabkan oleh penurunan harga obligasi pemerintah berdenominasi dollar.

"Para investor asing di luar sana banyak yang menjual obligasi INDON selama liburan," kata Victor, Selasa (22/5). Penurunan tertajam terjadi pada INDON 22 bertenor 10 tahun yang harganya anjlok ke 97 dari 99 di hari-hari sebelumnya.

Victor berpendapat, koreksi harga yang cukup signifikan ini, seharusnya dapat dimanfaatkan investor untuk masuk ke pasar obligasi.

"Turunnya harga banyak disebabkan sentimen global dan hal ini tidak perlu dikhawatirkan," ucap Victor.

Hari ini (22/5), Victor memprediksi, harga obligasi masih akan bergerak flat dengan kecenderungan menurun dengan peluang yield naik tipis sekitar 1 bps-2 bps. "Banyak investor yang mengonversi asetnya ke mata uang dollar AS. Bahkan likuiditas rupiah kemarin sempat menurun tajam dari Rp 170 triliun menjadi Rp 130 triliun," imbuh Victor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×