Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel kembali melemah. Permintaan nikel yang menurun di China serta isu pelambatan ekonomi global jadi isu penurunan harga nikel.
Mengutip Bloomberg, harga nikel kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME), Senin (25/3) menyentuh level US$ 12.966 per metrik ton. Angka ini turun 0,22% dari harga Jumat (22/3) pada US$ 12.995 per ton. Harga nikel turun 0,43% dalam sepekan.
Senior Research Asia Trade Point Futures, Cahyo Dewanto menilai pelemahan harga nikel disebabkan banyak faktor. Namun secara fundamental nikel mengalami penurunan permintaan dari China yang merupakan pengimpor terbesar komoditas dunia. "Permintaan industri China akan nikel menurun seiring kekhawatiran resesi global yang menguat," ujar Cahyo kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3).
Tak hanya itu, isu pelambatan ekonomi global masih bergulir tatkala negosiasi perang dagang belum mendapat titik temu. Di samping itu, Cahyo bilang pelemahan harga nikel juga disebabkan CanAlaska Uranium yang membeli tambang nikel Manibridge di Manitoba seluas 270 hektare.
"Diperkirakan akan menambah suplai pasar nikel sebesar 15 juta metrik ton. Ini akan membuat harga nikel melemah," tandasnya.
Secara teknikal, Cahyo melihat harga nikel berada diatas garis MA 50, MA 100, dan MA 200. Namun indikator RSI berada di bawah area 14, stochastis di bawah area 14, CCI di bawah area 14 dan MACD positif.
Cahyo memperkirakan, harga nikel besok akan bergerak di rentang US$ 12.965 sampai US$ 12.970 per metrik ton. Sementara sepekan bergerak di kisaran US$ 12.900 sampai US$ 13.000 per metrik ton. Dia pun merekomendasikan wait and see untuk investasi nikel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News