Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel di perdagangan melemah di perdagangan dunia. Belum jelasnya perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China jadi faktor utama pelemahan harga nikel.
Mengutip Bloomberg, harga nikel kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME), Kamis (14/2) berada di level US$ 12.200 per metrik ton. Angka turun 1,65% dari hari sebelumnya US$ 12.405 per metrik ton. Sepekan, harga nikel merosot 6,04%.
Senior Riset dan Analis Asia Trade Point Futures, Cahyo Dewanto mengatakan, harga nikel tergerus karena turunnya produksi kendaraan listrik oleh China. "Nikel dipakai sebagai bahan campuran baterai EV untuk kendaraan listrik. Nah, produsen China tidak mampu memproduksi kendaraan listrik dalam jumlah besar seiring belum jelasnya hasil perundingan dagang AS-China," ujar Cahyo kepada Kontan.co.id, Jumat (15/2).
Sebelumnya, perundingan perang dagang AS dan China masih terus bergulir. Tenggat waktu kesepakatan dagang ditetapkan 1 Maret mendatang. Karena belum ada kepastian dari perang dagang, Cahyo melihat produksi nikel di Kuba dan Kanada naik 4% dari tahun lalu yaitu di level 4.294 ton. "Sehingga suplai berlebih, sedangkan permintaan menurun. Hal ini menimbulkan pelemahan harga nikel," ungkap Cahyo.
Cahyo memperkirakan harga nikel Senin (18/2) akan bergerak di rentang US$ 12.000 per metrik ton sampai US$ 12.300 per metrik ton dan sepekan US$ 11.565 per metrik ton hingga US$ 12.200. Cahyo melihat dari segi teknikal, harga nikel berada di bawah garis MA 50, MA 100, MA 200. Lalu indikator RSI turun di area 14 dan MACD turun di area 12,26.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News