Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
Dengan asumsi di atas, Dessy memproyeksi pendapatan INCO pada tahun 2022 dapat mencapai US$ 1,21 miliar atau tumbuh 20,69% yoy dari US$ 958 juta. Sejalan dengan itu, laba bersih INCO diprediksi meningkat 44,44% yoy, dari US$ 171 juta menjadi US$ 247 juta.
Saat ini, Dessy mempertahankan rekomendasi beli INCO dengan target Rp 6.800. Target tersebut merefleksikan price earning ratio (PER) sebesar 14,4 kali dan EV/EBITDA 5,8 kali.
Risiko investasi pada saham INCO berasal dari angka produksi yang lebih rendah dari target, pelemahan harga nikel global, serta kenaikan beban produksi sebagai efek naiknya harga bahan bakar.
Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap dalam riset 2 November 2021 memperkirakan, pendapatan INCO pada tahun 2022 bakal naik 15,19% yoy, dari US$ 928 juta menjadi US$ 1,07 miliar. Sejalan dengan itu, laba bersih diprediksi meningkat 20,74% yoy menjadi US$ 227 juta dari US$ 188 juta.
Juan merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga Rp 7.600 per saham. Target harga tersebut naik dari sebelumnya yang sebesar Rp 6.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News