Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel diproyeksi akan volatil tahun depan. Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap menurunkan rating pada sektor pertambangan logam Indonesia menjadi netral.
Penyematan rating ini didorong sejumlah faktor. Pertama, faktor ketidakpastian makro ekonomi global. Kedua, perkembangan yang solid pada output pabrik pengolahan (smelter) nikel Indonesia. Secara keseluruhan, Juan memperkirakan, harga nikel global akan berada pada US$ 24.500 per ton dan US$ 22.000 per ton masing-masing pada 2022 dan 2023.
Meskipun ekspektasi permintaan nikel akan solid dari kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) dalam jangka panjang, Juan meyakini pengembangannya EV masih dalam tahap awal. Dia melihat permintaan nikel terutama masih akan didorong dari industri baja anti karat (stainless steel) dalam jangka pendek.
Baca Juga: Ancaman Resesi, Kinerja Emiten Kawasan Industri Diperkirakan Stagnan di Awal 2023
Dia memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai pilihan utama (top picks) dengan pertimbangan pendapatan yang terdiversifikasi dari logam lain. ANTM juga memiliki potensi tambahan pendapatan dari proyek smelter Halmahera dan lebih banyak memiliki eksposur ke proyek Indonesia Battery Corporation (IBC).Dia merekomendasikan trading buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.300.
Sementara itu, Juan menyematkan rekomendasi hold saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga Rp 7.500. Rekomendasi ini turun dari rekomendasi yang disematkan sebelumnya, yakni trading Buy. Penurunan rating ini dikarenakan Juan melihat potensi upside saham INCO yang terbatas terhadap target harga.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dan Arah IHSG di Pekan Pertemuan FOMC The Fed
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News