Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak tergelincir pada hari Kamis (21/1), setelah data industri menunjukkan peningkatan mengejutkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Tetapi harapan stimulus di AS membatasi penurunan harga lebih dalam.
Melansir Reuters pukul 12.16 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 24 sen atau 0,5% menjadi US$ 53,07 per barel pada 0500 GMT, menyusul kenaikan dua hari di tengah ekspektasi pengeluaran bantuan besar-besaran Covid-19 di bawah Presiden baru AS Joe Biden.
Sementara, harga minyak mentah Brent turun 22 sen atau 0,4% menjadi US$ 55,86 per barel.
Baca Juga: Harga minyak tergelincir karena kenaikan stok minyak mentah AS
Data dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 15 Januari. Lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 1,2 juta barel.
"Harga minyak terlihat agak rentan terhadap potensi aksi ambil untung setelah stok minyak mentah AS naik 2,56 juta terhadap penarikan konsensus," kata kepala strategi pasar Axi Stephen Innes dalam sebuah catatan kepada kliennya.
Namun stok bensin dan persediaan distilat, yang meliputi solar, distilat dan bahan bakar jet, naik kurang dari perkiraan para analis.
Administrasi Informasi Energi AS akan merilis laporan inventaris mingguan pada hari Jumat.
"Menahan pasar kembali juga merupakan kekhawatiran yang terus-menerus atas permintaan," kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING, menambahkan bahwa kekhawatiran telah tumbuh dengan meningkatnya kasus Covid-19 di China yang mengarah ke penguncian yang ditargetkan.
Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat 0,18% ke Rp 14.039 per dolar AS pada Kamis (21/1)
"Pemerintah akan berusaha untuk mengendalikan wabah, terutama menjelang Tahun Baru Imlek," katanya.
Di tempat lain, pemerintahan Biden telah berkomitmen untuk mengekang emisi karbon dan di antara tindakan pertamanya sebagai presiden, Biden mengumumkan kembalinya Amerika ke perjanjian iklim Paris dan mencabut izin untuk proyek pipa minyak Keystone XL dari Kanada.
Pemerintah juga berkomitmen untuk mengakhiri sewa minyak dan gas baru di tanah federal, kata sekretaris pers Biden, meskipun Biden belum menetapkan batas waktu untuk mencapai tujuan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News