kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI berbalik melemah setelah kekhawatiran lonjakan kasus virus corona


Selasa, 28 Juli 2020 / 13:09 WIB
Harga minyak WTI berbalik melemah setelah kekhawatiran lonjakan kasus virus corona
ILUSTRASI. harga minyak stabil


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah stabil setelah menghapus kenaikan di awal sesi perdagangan hari ini, karena meningkatnya kasus virus corona yang mengurangi prospek permintaan dan melawan optimisme terhadap lebih banyak stimulus yang diberikan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, harga minyak mendapat sokong setelah adanya upaya untuk merangsang pemulihan ekonomi AS dari krisis akibat pandemi virus corona. Hal ini telah meningkatkan harapan untuk permintaan minyak yang lebih kuat.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman September 2020 naik 2 sen, atau 0,1%, menjadi US$ 43,43 per barel. Berbeda, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 turun 7 sen, atau 0,2% menjadi US$ 41,53 per barel. Padahal, harga acuan minyak ini sempat naik sebanyak 0,5% di awal sesi perdagangan hari ini.

Baca Juga: Tengah hari, harga emas nangkring di level US$ 1.940 per ons troi di pasar spot

"Dolar AS yang lebih lemah mendukung harga komoditas dan logam mulia yang diperdagangkan dalam dolar AS, tetapi pedagang minyak tampaknya fokus pada sinyal ekonomi bahwa dolar yang lebih rendah berkedip, yaitu penghancuran permintaan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets.

Melemahnya dolar biasanya membantu meningkatkan permintaan karena membuat minyak mentah lebih murah untuk pembeli global yang menggunakan mata uang lainnya.

Harga emas melonjak ke rekor tertinggi minggu ini, didukung oleh investor yang mencari perlindungan setelah lonjakan kasus virus corona yang menekan ekonomi, sebagaimana tercermin dalam goyah pasar saham. Belum lagi, ketegangan antara AS-China yang kembali memanas menguntungkan harga safe haven seperti emas..

Dolar AS turun ke level terendah dalam hampir dua tahun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di belakang lonjakan dalam kasus virus corona yang menghantam Negeri Paman Sam. Seperti diketahui, jumlah kasus virus corona di Florida dan California telah melampaui titik pusat sebelumnya, yakni New York.

"Harga minyak akan terus mendapat dukungan dari kebijakan dovish The Fed," kata ahli strategi pasar AxiCorp Stephen Innes dalam sebuah catatan.

Senat Republik AS pada hari Senin mengusulkan paket bantuan virus coorna senilai US$ 1 triliun untuk merevitalisasi ekonomi dengan tunjangan pengangguran yang diperluas untuk jutaan yang akan berakhir pekan ini, meskipun Demokrat mendesak lebih banyak dukungan.

Baca Juga: Harga minyak naik tipis, WTI menguat 0,2% dan Brent menanjak 0,5% di pagi ini (28/7)

Lebih lanjut membantu stimulus, panel pengaturan kebijakan Federal Reserve AS bertemu pada hari Selasa dan Rabu, di mana ia akan menegaskan kembali akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang.

"Agar harga minyak menembus lebih tinggi, harus ada perataan signifikan dari kurva jumlah kasus AS," lanjut Innes.

Para investor akan mengawasi data inventaris AS. yang akan keluar dari grup industri American Petroleum Institute pada hari Selasa dan pemerintah pada hari Rabu. Stok produk olahan diperkirakan menurun minggu lalu, sementara stok minyak mentah diperkirakan akan tetap stabil, lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan.

Di sisi bawah untuk permintaan bahan bakar, maskapai berbiaya rendah terbesar di Eropa, Ryanair, pada hari Senin memangkas target penumpang tahunannya sebesar seperempat setelah pemesanan terpukul dalam beberapa hari terakhir, dan memperingatkan bahwa gelombang kedua infeksi COVID-19 dapat menurunkannya lebih jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×