kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Turun Tipis Setelah Kemarin Melambung Tinggi


Jumat, 27 Mei 2022 / 07:59 WIB
Harga Minyak Turun Tipis Setelah Kemarin Melambung Tinggi
ILUSTRASI. Harga minyak Brent turun setelah enam naik berturut-turut naik.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis setelah kemarin melambung tinggi. Kemarin harga minyak naik 3% di tengah tanda-tanda pengetatan pasokan menjelang musim panas di Amerika Serikat (AS) yang biasanya terjadi peningkatan permintaan BBM.

Jumat (27/5) pukul 7.50 WIB, harga minyak WTI kontrak Juli 2022 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 113,94 per barel. Harga minyak acuan AS ini turun 0,13% dari penutupan perdagangan kemarin US$ 114,09 per barel yang merupakan harga tertinggi tahun ini.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Juli 2022 di ICE Future melemah tipis ke US$ 117,31 per barel dari posisi kemarin US$ 117,40 per barel. Harga minyak acuan internasional ini melompat 4,23% dalam sepekan, lebih tinggi ketimbang kenaikan harga minyak WTI yang mencapai 3,32%.

Penurunan harga minyak Brent hari ini terjadi setelah naik selama enam hari berturut-turut. Harga minyak Brent ditutup pada level tertinggi sejak 25 Maret.

Baca Juga: Harga Emas Naik Menjelang Akhir Pekan

"Harga minyak mentah naik karena pasar minyak yang ketat akan tetap ada mengingat awal musim mengemudi musim panas akan menjaga lintasan penurunan untuk stok AS," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA kepada Reuters.

Harga mendapat dukungan dari penarikan mingguan besar dalam persediaan minyak mentah AS, dilaporkan pada hari Rabu.

"Harga akan menjadi lebih bullish setelah sanksi Uni Eropa atas penjualan minyak Rusia didukung oleh semua pihak yang terlibat," kata Tamas Varga dari PVM Oil.

Baca Juga: Wall Street Melesat, Pasar Saham AS Menghentikan Reli Penurunan Mingguan Terpanjang

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan, dia yakin kesepakatan dapat dicapai sebelum pertemuan dewan berikutnya pada 30 Mei. Hongaria tetap menjadi batu sandungan, karena sanksi UE membutuhkan dukungan bulat. Hongaria mendesak sekitar 750 juta euro ($ 800 juta) untuk meningkatkan kilangnya dan memperluas jaringan pipa dari Kroasia.

Meski tanpa larangan resmi, lebih sedikit minyak Rusia yang tersedia karena pembeli dan perusahaan dagang telah menghindari pemasok dari negara tersebut. Kantor berita RIA yang mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak menyebut, produksi minyak Rusia akan turun menjadi 480 juta ton hingga 500 juta ton tahun ini dari 524 juta ton pada 2021.

OPEC+ bertemu pada 2 Juni dan diperkirakan akan tetap pada kesepakatan tahun lalu untuk menaikkan target produksi Juli sebesar 432.000 barel per hari. OPEC+ menolak seruan Barat untuk peningkatan yang lebih cepat guna mengendalikan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×