Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan pelemahan yang terjadi dalam dua pekan terakhir. Senin (22/4) pukul 8.12 WIB, harga minyak WTI kontrak Mei 2024 turun tipis 0,16% ke US$ 83,01 per barel dari posisi akhir pekan lalu di US$ 83,14 per barel.
Harga minyak WTI turun 2,81% dalam sepekan. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Juni 2024 turun 3,73% dalam sepekan. Untuk hari ini saja, harga minyak Brent turun 0,63% ke US$ 86,74 per barel.
Investor telah memantau dengan cermat respons Israel terhadap serangan drone dan rudal Iran pada 13 April yang merupakan respons terhadap dugaan serangan udara Israel pada 1 April yang menghancurkan sebuah bangunan di kompleks kedutaan Iran di Damaskus.
"Itu hanyalah sebuah pertunjukan besar, sehingga pasar mengempis secepat lonjakannya," kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics kepada Reuters.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah Sentimen Sidang MK Hingga Arah Suku Bunga
Sementara itu, anggota parlemen AS telah menambahkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran ke dalam paket bantuan Ukraina yang tertunda setelah serangan Teheran terhadap Israel akhir pekan lalu.
Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), menurut data Reuters.
Dana Moneter Internasional memperkirakan OPEC+ akan mulai meningkatkan produksi minyak mulai bulan Juli. Anggota OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, bulan lalu sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari (bpd) hingga akhir Juni. Hal ini telah membantu menjaga harga minyak tetap tinggi.
Baca Juga: Impor Minyak dan BBM Berpeluang Melonjak
Analis dari Goldman Sachs dan Commerzbank menaikkan perkiraan minyak mentah Brent mereka pada hari Jumat, dengan mempertimbangkan ketegangan geopolitik serta prospek peningkatan permintaan dan terbatasnya pasokan oleh OPEC dan sekutunya (OPEC+).
“Permintaan minyak tumbuh pada kecepatan yang sehat, dan pasokan akan dibatasi karena perpanjangan pengurangan produksi sukarela OPEC+,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Perusahaan-perusahaan energi AS pekan lalu ini menambah rig minyak dan gas alam untuk pertama kalinya dalam lima minggu, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes. Jumlah rig minyak dan gas, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, naik 2 rig menjadi 619 rig dalam minggu yang berakhir tanggal 19 April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News