kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Turun Karena Potensi Penurunan Permintaan Energi


Senin, 25 Juli 2022 / 16:44 WIB
Harga Minyak Turun Karena Potensi Penurunan Permintaan Energi
ILUSTRASI. Harga minyak turun ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga berpotensi memicu resesi sehingga menurunkan permintaan energi.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan pelemahan di hari keempat berturut-turut. Mengutip Bloomberg, Senin (25/7) sore, harga minyak mentah jenis brent turun 0,47% ke US$ 102,71 per barel. Sedangkan harga minyak WTI turun 0,56% menjadi US$ 94,17 per barel. 

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, penurunan harga minyak mentah dunia saat ini lebih dipengaruhi oleh sentimen global. Pasar komoditas pekan lalu turun karena ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga. 

"Ada pergeseran narasi dari inflasi yang tak terkendali ke ketakutan pertumbuhan global utama atau resesi," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (25/7). 

Baca Juga: Industri Elektronik dan Petrokimia Tertekan Pelemahan Rupiah

Wahyu menambahkan, pasar memperkirakan probabilitas 99% bahwa kenaikan suku bunga kedua sebesar 75 basis poin akan dilakukan menjelang pertemuan FOMC 27 Juli. Hal ini turut menekan harga komoditas. Indeks persen bullish sektor energi menyentuh level terendah sejak Oktober 2020 menjadi hanya 9,5%.

"Komoditas energi seperti minyak Brent turun 7,5%, bersama dengan gas alam sebesar 20,8% di New York Mercantile Exchange dan membuat saham energi AS baru-baru ini menjadi sektor terburuk dalam satu setengah minggu terakhir, merosot lebih dari 5% karena minyak mentah turun dengan persentase yang sama," tutur Wahyu. 

Baca Juga: Harga Minyak Melanjutkan Penurunan di Hari Keempat Berturut-turut

Kenaikan suku bunga memicu kecemasan resesi sehingga dapat membatasi pertumbuhan permintaan bahan bakar. Wahyu mengatakan kabar lain yang mendukung harga minyak jangka panjang adalah dimulainya kembali produksi minyak mentah dari Libya yang akan mengurangi ketatnya pasokan global. 

Wahyu memproyeksikan harga minyak mentah di semester kedua akan berada di level US$ 80 per barel hingga US$ 115 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×