kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Melanjutkan Penurunan di Hari Keempat Berturut-turut


Senin, 25 Juli 2022 / 14:47 WIB
Harga Minyak Melanjutkan Penurunan di Hari Keempat Berturut-turut
ILUSTRASI. Senin (25/7) pukul 14.30 WIB, harga minyak WTI kontrak September 2022 di New York Mercantile Exchange turun 1,12% ke US$ 93,64 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah di hari perdagangan keempat berturut-turut hingga siang ini. Senin (25/7) pukul 14.30 WIB, harga minyak WTI kontrak September 2022 di New York Mercantile Exchange turun 1,12% ke US$ 93,64 per barel.

Harga minyak Brent kontrak September 2022 di ICE Futures turun 0,95% ke US$ 102,22 per barel. Harga turun hari perdagangan keempat berturut-turut di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS yang berpotensi melemahkan permintaan bahan bakar.

"Harga minyak berada di bawah tekanan karena meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve AS akan memperlambat ekonomi global dan mengurangi permintaan bahan bakar," kata Tetsu Emori, kepala eksekutif Emori Fund Management Inc kepada Reuters. Dia menambahkan, pemulihan ekonomi China yang melambat juga membebani sentimen pasar.

Baca Juga: Harga Emas Turun di Awal Pekan Keputusan Suku Bunga The Fed

Trader memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat membatasi kegiatan ekonomi. Penurunan kegiatan ekonomi bisa menurunkan permintaan bahan bakar di tengah pasokan yang ketat dari Rusia karena sanksi Barat.

Pejabat di The Fed telah mengindikasikan bahwa bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli.

China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, nyaris tidak mengalami kontraksi pada kuartal kedua. Ekonomi China tumbuh hanya 0,4% secara tahunan, terbebani oleh penguncian Covid-19, sektor properti yang lemah, dan sentimen konsumen yang berhati-hati.

Baca Juga: Secara Bertahap, Belanja Subsidi Energi Akan Dikurangi

"Pasar kemungkinan akan tetap bearish juga di tengah kekhawatiran bahwa dimulainya kembali beberapa produksi minyak mentah Libya akan mengurangi ketatnya pasokan global," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

Di sisi pasokan, National Oil Corporation (NOC) Libya berniat untuk mengembalikan produksi menjadi 1,2 juta barel per hari (bph) dalam dua minggu. Sedangkan Uni Eropa mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan mengizinkan perusahaan milik negara Rusia untuk mengirim minyak ke negara ketiga di bawah penyesuaian sanksi yang disepakati oleh negara-negara anggota pekan lalu yang bertujuan membatasi risiko keamanan energi global.

Namun, Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang memutuskan untuk mengenakan batasan harga pada minyaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×