Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis pada hari Jumat tetapi berada di jalur untuk naik hampir 4% untuk minggu ini. Penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat (AS), serangan drone terhadap kilang Rusia, dan kenaikan perkiraan permintaan energi mendukung harga minyak.
Minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Mei turun 41 sen atau 0,5% menjadi US$ 85,01 per barel pada Jumat (15/3) pukul 7.34 WIB. Kemarin, harga minyak Brent melewati US$ 85 per barel untuk pertama kalinya sejak November. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan April turun 32 sen atau 0,4% menjadi US$ 80,94 per barel.
Badan Energi Internasional pada hari Kamis mengangkat pandangannya mengenai pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024 untuk keempat kalinya sejak November karena serangan Houthi mengganggu pengiriman Laut Merah.
Permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 1,3 juta barel per hari pada tahun 2024, kata IEA dalam laporan terbarunya. Prediksi permintaan ini naik 110.000 barel per hari dari bulan lalu. Mereka memperkirakan akan terjadi sedikit defisit pasokan tahun ini setelah anggota OPEC+ memperpanjang pengurangan pasokan, dari surplus sebelumnya.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Memanas Setelah IEA Perkiraan Pertumbuhan Permintaan
Juga mendukung harga minyak, Ukraina menyerang kilang minyak Rusia pada hari kedua serangan drone besar-besaran pada hari Rabu, menyebabkan kebakaran di kilang terbesar Rosneft dalam salah satu serangan paling serius terhadap sektor energi Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Stok minyak mentah AS turun secara tak terduga pada minggu lalu karena kilang meningkatkan pemrosesan sementara persediaan bensin merosot karena permintaan meningkat, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan pada hari Rabu.
Dari sisi permintaan, bank sentral Tiongkok diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakan utama tidak berubah ketika bank sentral tersebut memperpanjang jatuh tempo pinjaman jangka menengah pada hari Jumat, berdasarkan survei Reuters.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Di Amerika Serikat, beberapa tanda perlambatan aktivitas ekonomi sepertinya tidak akan mendorong Federal Reserve untuk mulai memotong suku bunganya sebelum bulan Juni. Data lain pada hari Kamis menunjukkan kenaikan harga produsen yang lebih besar dari perkiraan pada bulan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News