kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.797   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Harga minyak turun akibat rekor produksi dan stok minyak AS


Kamis, 02 Mei 2019 / 07:30 WIB
Harga minyak turun akibat rekor produksi dan stok minyak AS


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali turun setelah rilis laporan persediaan minyak di Amerika Serikat (AS). Kamis (2/5) pukul 7.15 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange turun 0,19% ke US$ 63,48 per barel dari hari sebelumnya pada US$ 63,60 per barel.

Harga minyak brent untuk pengiriman Juli 2019 di ICE Futures pun turun 0,25% ke US$ 72 per barel dari harga hari sebelumnya pada US$ 72,18 per barel. Dalam sepekan, harga minyak brent masih turun 2,21%.

Persediaan minyak mentah AS melonjak 9,9 juta barel pada pekan lalu menjadi 470,6 juta barel yang merupakan level tertinggi sejak September 2017. Impor minyak AS mencapai laju tertinggi sejak Januari.

Sementara tingkat pengolahan minyak turun menjadi di bawah 90% dari total kapasitas. Data Energy Information Administration pun menunjukkan bahwa produksi minyak AS mencapai rekor tertinggi pada 12,3 juta barel per hari pekan lalu.

"Penurunan aktivitas pengolahan dan kenaikan impor melejitkan persediaan minyak. Lonjakan persediaan terutama di Pantai Teluk AS dengan aktivitas refinery yang melemah," kata Matt Smith, director of commodity research ClipperData kepada Reuters.

Menteri Energi Oman Mohammed bin Hamad ak Rumhy mengatakan bahwa OPEC berniat memperpanjang pemangkasan pasokan pada pertemuan bulan Juni.

AS mulai memberlakukan sanksi bagi importir minyak Iran sejak kemarin. Tapi, hingga kini belum jelas apakah China yang merupakan pembeli terbesar akan mematuhi sanksi ini.

"Pihak-pihak yang menggunakan minyak sebagai senjata melawan dua negara pendiri OPEC jelas mengganggu kesatuan OPEC dan menciptakan keruntuhan," kata Bijan Zanganeh, Menteri Minyak Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×