Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun lebih dari 5% ke level US$ 121 per barel pada hari Rabu (9/3). Beberapa investor berpandangan bahwa larangan Amerika Serikat (AS) terhadap minyak Rusia mungkin tidak memperburuk pasokan dan kepala Badan Energi Internasional mengatakan dapat memanfaatkan stok minyak lebih lanjut.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$6,96 atau 5,4% pada US$121,02 per barel pada 1430 GMT, setelah sebelumnya jatuh ke level US$120,04. Sedangkan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$6,56 atau 5,3% menjadi US$117,14.
Presiden AS Joe Biden pada hari Selasa memberlakukan larangan langsung terhadap minyak Rusia. Pembicaraan bahwa Ukraina tidak lagi mencari keanggotaan NATO setelah beberapa laporan berita minggu ini juga membebani harga, kata para pedagang.
"Mungkin ini memainkan perannya," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM soal keanggotaan Ukraina untuk NATO.
"Realisasi bahwa larangan impor AS mungkin tidak secara material membuat kejutan pasokan saat ini lebih buruk dari sebelumnya mungkin juga memicu aksi ambil untung," tambahnya.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Menuju US$130 Per Barel
Amerika Serikat mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel minyak mentah dan produk olahan sebulan dari Rusia pada tahun 2021, sekitar 8% dari impor bahan bakar cair AS, menurut Administrasi Informasi Energi.
"Secara teoritis, AS bahkan dapat mengimbangi pemadaman dari Rusia dengan produksinya sendiri," tulis Carsten Fritsch dari Commerzbank dalam sebuah laporan.
Minyak juga turun karena kepala IEA menggambarkan keputusan badan tersebut pekan lalu untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan strategis sebagai "tanggapan awal" dan mengatakan bahwa lebih banyak lagi yang bisa dirilis jika diperlukan.