kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tetap stabil, minyak Brent di US$ 57,27 dan WTI ke US$ 52,13 per barel


Senin, 17 Februari 2020 / 13:39 WIB
Harga minyak tetap stabil, minyak Brent di US$ 57,27 dan WTI ke US$ 52,13 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah stabil


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah sedikit berubah di awal pekan setelah kekhawatiran penurunan permintaan bahan bakar yang disebabkan oleh kejatuhan ekonomi akibat virus corona diimbangi oleh ekspektasi adanya pemangkasan produksi lanjutan dari produsen utama minyak dunia.

Mengutip Bloomberg, Senin (17/2) pukul 13.15 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman April 2020 di ICE Futures turun 5 sen menjadi US$ 57,27 per barel. Pekan lalu, harga minyak jenis ini sudah melesat 5,2%, dan menjadi kenaikan mingguan terbesar sejak September 2019.

Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Maret 2020 di Nymex naik 8 sen menjadi US$ 52,13 per barel, setelah kenaikan 3,4% minggu lalu.

Baca Juga: Awal pekan, harga minyak tergelincir akibat kekhawatiran atas dampak virus corona

Sentimen negatif bagi minyak sebenarnya datang dari Jepang. Konsumen minyak terbesar keempat dunia, melaporkan kontraksi ekonomi 6,3% untuk periode Oktober hingga Desember dan diprediksi kontraksi bakal lebih dalam pada periode Januari hingga Maret mendatang.

Setali tiga uang, kondisi ekonomi Singapura pun kurang baik. Ekonomi Negeri Singa tersebut bergantung pada perdagangan yang mendapat sentimen buruk dari virus corona juga memperingatkan potensi resesi pada kuartal pertama tahun ini.

"Minyak tetap sangat rentan terhadap kelebihan pasokan dan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh virus corona di China dan bagian lain di Asia," Jeffrey Halley, seorang analis pasar senior di OANDA kepada Reuters.

The International Energy Agency (IEA) mengatakan, minggu lalu virus itu akan menyebabkan permintaan minyak turun 435.000 barel per hari (bph) pada kuartal pertama tahun 2020 dari periode yang sama tahun lalu. Ini juga bakal menjadi penurunan kuartal pertama sejak krisis keuangan tahun 2009.

Analis di Capital Economics menambahkan, pada akhir pekan bahwa harga minyak berhasil berbalik arah setelah China mengumumkan akan menggelontorkan stimulus demi menopang pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Potensi pemangkasan produksi lebih dalam membuat harga minyak mentah stabil

Investor juga mengantisipasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, akan menyetujui proposal untuk memperdalam pengurangan produksi untuk memperketat pasokan global dan mendukung harga.

Grup, juga dikenal sebagai OPEC +, memiliki perjanjian untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,7 juta barel per hari hingga akhir Maret.Komite teknis telah merekomendasikan kelompok tersebut mengurangi produksi sebanyak 600.000 barel per hari karena dampak dari virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×