kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,80   -12,69   -1.37%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tergelincir, OPEC proyeksi permintaan di 2021 hanya 96,84 juta bph


Rabu, 14 Oktober 2020 / 14:57 WIB
Harga minyak tergelincir, OPEC proyeksi permintaan di 2021 hanya 96,84 juta bph
ILUSTRASI. Harga minyak kembali melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak tergelincir pada perdagangan hari ini. Sentimen yang menyeret harga emas hitam datang di tengah kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar akan terus melemah karena meningkatnya kasus virus corona di seluruh Eropa dan di Amerika Serikat (AS). 

Rabu (14/10) pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Desember 2020 turun 17 sen atau 0,4% ke level US$ 42,28 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 turun 18 sen atau 0,5% menjadi US$ 40,02 per barel. 

Baca Juga: Harga minyak naik tipis, IEA memperkirakan produksi shale oil AS turun

Katalis negatif bagi harga minyak datang setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanannya pada hari Selasa bahwa permintaan minyak pada tahun 2021 akan naik 6,54 juta barel per hari (bph) menjadi 96,84 juta barel per hari. Jumlah tersebut berkurang 80.000 bpd dari perkiraan OPEC sebulan lalu. 

Penurunan proyeksi ini terjadi akibat akibat dari dislokasi ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona yang kini kembali melonjak. 

Hal ini pun mulai menjadi perhatian dua produsen minyak utama dunia yakni Rusia dan Arab Saudi. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman kembali membahas situasi saat ini di pasar energi selama panggilan telepon, pada hari Selasa lalu.

Namun, dalam pembicaraan tersebut diketahui bahwa OPEC+ akan tetap pada rencana mereka untuk mengurangi pengurangan produksi minyak mulai Januari. Hal tersebut diungkapkan Suhail al-Mazrouei, Menteri Energi Uni Emirat Arab, kemarin. 

"Harga minyak stabil di Asia karena reli dolar AS yang berhenti dan karena Rusia dan Saudi menunjukkan front persatuan dalam membuat produsen minyak OPEC+ memenuhi janji pemotongan produksi yang mereka janjikan," kata Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA.

"Tetapi harga minyak mentah terlihat sangat rentan karena virus corona terus menyebar seperti api di seluruh Eropa dan cenderung lebih tinggi di AS," Moya menambahkan.

Baca Juga: Harga emas spot masih naik di US$ 1.897,13 per ons troi

Di sisi pasokan, produksi minyak mentah di Teluk Meksiko AS terus pulih empat hari setelah Badai Delta menyapu wilayah tersebut. Akhir pekan lalu, Badai Delta membuat jumlah ditutup produksi ditutup.

Persediaan minyak mentah AS terlihat turun minggu lalu, sementara stok distilat kemungkinan turun untuk minggu keempat, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Selasa.

Jajak pendapat tersebut dilakukan sebelum laporan dari American Petroleum Institute dan Energy Information Administration. Kedua laporan itu ditunda sehari karena libur hari Columbus pada hari Senin di AS.

Selanjutnya: Pyridam Farma (PYFA) meneken kerja sama komersialisasi dan pembuatan vaksin Covax-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×