kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tergelincir lebih dari 1% setelah rekor kasus virus corona kembali pecah


Jumat, 13 November 2020 / 15:20 WIB
Harga minyak tergelincir lebih dari 1% setelah rekor kasus virus corona kembali pecah
ILUSTRASI. Harga minyak mentah turun di akhir pekan


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melemah pada perdagangan hari ini karena kekhawatiran tentang pemulihan yang lambat dalam ekonomi global dan permintaan bahan bakar yang disebabkan lonjakan infeksi Covid-19. 

Walau melemah, namun harga minyak mentah tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan kedua secara berturut-turut. Hal ini terjadi karena sokongan dari vaksin virus corona. 

Jumat (13/11) pukul 14.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2021 turun 51 sen atau 1,2% menjadi US$ 43,02 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga Brent turun 0,6%. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2020 turun 66 sen atau 1,6% ke level US$ 40,46 per barel. Harga WTI juga melemah 0,8% pada akhir perdagangan Kamis (12/11).

Baca Juga: Harga emas masih betah nangkring di level US$ 1.879 per ons troi di pasar spot

Walau begitu, kedua harga minyak acuan ini sudah melonjak sekitar 9% di pekan ini. 

Koreksi harga minyak datang setelah data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan, persediaan minyak mentah di Negeri Paman Sam tersebut naik 4,3 juta barel pada pekan lalu. Padahal para analis memperkirakan, persediaan minyak AS turun 913.000 barel pada pekan yang berakhir 6 November lalu.

"Investor melakukan aksi ambil untung dari reli baru-baru ini karena prospek ekonomi global yang suram mengurangi sentimen di tengah peningkatan tajam kasus virus corona dan pembatasan sosial baru," kata Koichi Murakami, analis Daiichi Commodities Co Ltd.

"Harga minyak diperkirakan akan tetap tertekan minggu depan jika penyebaran pandemi virus corona terus melesat di banyak bagian dunia," lanjut Murakami.

Infeksi virus corona baru di Amerika Serikat (AS) dan tempat lain berada pada level rekor tertinggi baru. Pengetatan pembatasan untuk menahan penyebaran virus pun telah dilakukan demi mengurangi berakhirnya krisis kesehatan global dalam waktu dekat.

Di awal pekan ini, harga minyak sempat melonjak tajam setelah data menunjukkan hasil eksperimental vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer Inc dan BioNTech Jerman 90% efektif.

Namun, International Energy Agency (IEA) mengingatkan, bahwa permintaan minyak global tidak mungkin mendapatkan dorongan yang signifikan walau ada peluncuran vaksin Covid-19 hingga tahun 2021.

"Pandangan bahwa perlu waktu untuk melihat manfaat dari vaksin COVID-19 mendorong investor untuk melepas posisi buy mereka," kata Kazuhiko Saito, Chief Analyst Fujitomi Co.

Baca Juga: Harga minyak WTI diprediksi turun menuju US$ 39,5 per barel

Analisis grafik menunjukkan harga WTI dapat kembali ke US$ 39,50 per barel, tambah Saito.

Analis bilang, pembatasan yang lebih ketat pada mobilitas untuk menangani kasus virus corona yang meroket membuat Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, mungkin ragu-ragu untuk menerapkan rencana pelonggaran pembatasan produksi yang disepakati dalam kesepakatan awal tahun ini. .

"Pasar sebagian besar telah mengabaikan kemungkinan penundaan pengurangan pengurangan," pungkas Saito 

Selanjutnya: Stabil, rupiah akhirnya ditutup ke level Rp 14.170 per dolar AS pada Jumat (13/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×