Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu mengatakan kinerja PGAS memang terjepit harga gas ditetapkan pemerintah di harga yang lebih murah. Chandra melihat tujuan pemerintah menurunkan harga gas agar memacu industri manufaktur di dalam negeri menambah nilai tabah terhadap perekonomian.
Sayangnya, dalam rangka kebijakan tersebut, PGAS jadi dirugikan karena margin berpotensi mengecil dari penjualan gas. "Perlu dipikirkan lagi jalan keluar PGAS sehingga tetap bisa menghasilkan laba yang berkesinambungan," kata Chandra.
Sejauh ini, kinerja PGAS belum menunjukkan perbaikan karena tertekan oleh permintaan gas yang menurun akibat Covis-19 dan menurunnya margin. Tercatat di kuartal I-2021 pendapatan PGAS menurun 16,09% yoy menjadi US$ 733,15 juta. Sementara, laba bersih masih berhasil naik 28,87% menjadi US$ 61,57 juta.
Hasan Analis Sucor Sekuritas juga mengatakan dalam risetnya, pemerintah berpotensi menambah 6 sektor industri lagi yang akan mendapat harga gas lebih murah di kuartal IV-2021. Akibatnya, rata-rata harga jual PGAS berpotensi turun ke US$ 6,9 MMBTU di sepanjang 2021 sebelum mengalami penurunan harga jual yang lebih dalam di US$ 6 MMBTU pada 2022.
Baca Juga: Simak rekomendasi Panin sekuritas untuk saham Vale Indonesia (INCO)
Namun, Hasan masih merekomendasikan beli PGAS dengan target harga Rp 1.160. "Pelaku pasar sudah menjatuhkan harga saham PGAS karena isu penetapan harga tersebut dan harga sudah berada di bawah rata-rata secara historical," kata Hasan.
Sementara, Sukarno melihat ada sentimen positif untuk PGAS datang dari rencana PGAS menambah pelanggan baru yang berasal dari sektor industri dan ritel. Rencana tersebut berpeluang membuat kinerja PGAS tetap tumbuh di tengah penetapan harga gas oleh pemerintah.
Sukarno mengatakan jika harga saham PGAS tidak turun kembali ke bawah Rp 1.045 dan jika harga kembali bullish serta menembus Rp 1.105-Rp1.135, maka Sukarno baru bisa merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.225-Rp 1.250.
Selanjutnya: Bersiap rights issue, cek rekomendasi saham Bank Ina Perdana (BINA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News