kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.742.000   28.000   1,63%
  • USD/IDR 16.354   42,00   0,26%
  • IDX 6.516   -131,79   -1,98%
  • KOMPAS100 926   -15,28   -1,62%
  • LQ45 727   -11,27   -1,53%
  • ISSI 204   -5,48   -2,62%
  • IDX30 379   -5,12   -1,33%
  • IDXHIDIV20 454   -6,82   -1,48%
  • IDX80 105   -1,64   -1,53%
  • IDXV30 108   -1,53   -1,40%
  • IDXQ30 124   -1,87   -1,49%

Harga Minyak Stabil di Akhir Pekan, di Tengah Jalur Gencatan Senjata di Ukraina


Jumat, 14 Maret 2025 / 20:44 WIB
Harga Minyak Stabil di Akhir Pekan, di Tengah Jalur Gencatan Senjata di Ukraina
ILUSTRASI. An oil pump jack pumps oil in a field near Calgary, Alberta, July 21, 2014. Pump jacks are used to pump crude oil out of the ground after an oil well has been drilled. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak tetap stabil pada Jumat (14/3) setelah mengalami penurunan lebih dari 1% di sesi sebelumnya.

Investor masih menimbang kecilnya peluang berakhirnya perang di Ukraina dalam waktu dekat, yang dapat membuka kembali pasokan energi Rusia ke pasar Barat.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 26 sen (0,37%) menjadi US$70,14 per barel pada pukul 13:22 GMT, setelah turun 1,5% di sesi sebelumnya.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$66,80 per barel, naik 25 sen (0,38%), setelah turun 1,7% pada Kamis.

Secara keseluruhan, harga minyak diperkirakan akan menutup pekan ini dalam kondisi stabil dibandingkan Jumat lalu, di mana Brent ditutup di US$70,36 dan WTI di US$67,04.

Baca Juga: Harga Minyak Melambung Usai Kesepakatan Gencatan Senjata Ukraina Masih Sulit Dicapai

Ketidakpastian Gencatan Senjata Ukraina

“Minyak Brent telah bertahan di kisaran US$70 selama dua pekan terakhir. Pergerakan harga selanjutnya akan sangat bergantung pada perkembangan politik,” ujar analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Pada Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Moskow mendukung usulan gencatan senjata AS di Ukraina, tetapi mengajukan beberapa syarat yang mengurangi kemungkinan perang berakhir dalam waktu dekat.

"Minimnya dukungan Rusia terhadap proposal gencatan senjata 30 hari dengan Ukraina telah menurunkan optimisme akan kesepakatan damai dalam jangka pendek," kata analis pasar IG, Tony Sycamore.

Menambah tekanan terhadap Putin, pemerintahan Donald Trump mengumumkan bahwa izin untuk transaksi energi dengan lembaga keuangan Rusia telah berakhir pekan ini.

Selain itu, perusahaan negara China juga mulai mengurangi impor minyak Rusia karena risiko sanksi, menurut sumber yang dikutip Reuters.

Tekanan dari Pasokan Berlebih dan Permintaan yang Melemah

Pada Jumat, China dan Rusia menunjukkan dukungan terhadap Iran setelah AS mendesak pembicaraan nuklir dengan Teheran.

Diplomat senior China dan Rusia menyatakan bahwa negosiasi hanya dapat dilanjutkan berdasarkan "saling menghormati," dan menuntut pencabutan semua sanksi.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Februari 2025 Turun Jadi US$ 74,29 Per Barel

Analis ANZ mencatat bahwa sebagian besar proyeksi harga minyak menunjukkan tren penurunan dalam jangka pendek, meskipun ketegangan geopolitik masih berpotensi menyebabkan gangguan pasokan.

Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan pada Kamis bahwa pasokan minyak global berpotensi melebihi permintaan sekitar 600.000 barel per hari tahun ini, didorong oleh pertumbuhan produksi AS dan permintaan global yang lebih lemah dari perkiraan.

Kondisi makroekonomi yang tidak stabil akibat meningkatnya ketegangan perdagangan AS dengan negara lain juga menyebabkan IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk kuartal terakhir 2024 dan awal 2025.

“Risiko permintaan yang tinggi dan peningkatan pasokan dari OPEC+ mengurangi peluang pemulihan harga minyak dalam jangka panjang,” ujar analis Commerzbank.

Selanjutnya: Bank Indonesia Luncurkan QRIS Tap, ASPI Sebut Tak Akan Dongkrak Pendapatan PJP

Menarik Dibaca: Ekspansi Klinik Gigi Damessa Terus Berlanjut dengan Pembukaan Cabang Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×