kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak semakin memanas, dipicu ancaman AS yang akan menjatuhkan sanksi ke Irak


Senin, 06 Januari 2020 / 14:02 WIB
Harga minyak semakin memanas, dipicu ancaman AS yang akan menjatuhkan sanksi ke Irak
ILUSTRASI. Harga minyak dunia.


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak lebih dari 2% dipicu ketegangan di Timur Tengah. Senin (6/1) pukul 13.37 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2020 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 64,33 per barel, naik 2,03% dibanding akhir pekan lalu. 

Sementara harga brent untuk pengiriman Maret 2020 naik di atas US$ 70 per barel setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap irak di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran di Timur Tengah.

Harga minyak terus meroket setelah serangan udara AS di Irak yang menewaskan komandan Iran Wssem Soleimani pada Jumat pekan lalu. Pembunuhan ini meningkatkan kekhawatiran tentang meluasnya konflik Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan minyak dari satu wilayah yang menyumbang hampir  setengah dari produksi minyak.

Baca Juga: Harga minyak mendidih seiring kondisi Timur Tengah yang memanas

Pada Minggu (5/1) Presiden AS Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Irak, jika pasukan AS dipaksa mundur dari negara tersebut. Baghdad sebelumnya meminta pasukan AS dan pasukan AS lainnya untuk meninggalkan Irak.

Trump juga mengatakan AS akan membalas Iran jika Teheran menyerang balik setelah pembunuhan itu.

Analis Eurasia Group Ayham Kamel dalam sebuah catatan mengatakan, insiden ini akan memicu siklus panjang eskalasi regional dengan risiko signifikan terhadap aset AS dan infrastruktur energi Timur Tengah yang tetap berhenti sebelum perang.

"Tapi risiko konflik terbatas itu nyata. Ini akan mencakup serangan besar Iran terhadap target energi Teluk dan bentrokan angkatan laut langsung antara AS dan Iran." 

Analis memperkirakan harga minyak pada tahun 2020 berkisar antar US$ 65-US$ 75 per barel, berdasarkan peningkatan risiko terhadap infrastruktur minyak di wilayah tersebut.

Sementara itu, analis Capital Economics Caroline Bain mengatakan, insiden hari Jumat lalu telah menghilangkan kemungkinan pencabutan sanksi Iran, risiko penurunan besar terhadap perkiraan harga minyak kita.

Baca Juga: Harga minyak menyentuh level tertinggi sejak April 2019

"Terlepas dari peristiwa geopolitik, kami berharap pertumbuhan pasokan terkendala dan kenaikan permintaan moderat untuk mendorong harga minyak lebih tinggi dari 2020," imbuhnya dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×