Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak mentah tergelincir, setelah mencatat level tertinggi dalam tiga bulan pada akhir pekan lalu. Penurunan harga minyak diperkirakan rentan terjadi pada pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Senin (14/3) pukul 20.11 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman April 2016 di New York Merchantile Exchange turun 2,6% ke level US$ 37,5 per barel.
Sebelumnya, harga minyak berangsur-angsur mendaki setelah beberapa produsen besar, seperti Arab Saudi dan Rusia sepakat membatasi produksi. Namun, efek pembatasan produksi belum terlihat dampaknya, lantaran pasokan global tetap berlebih. "Ini masih jauh dari pengurangan output," ujar Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures.
Dalam kesepakatan sebelumnya, Arab Saudi dan Rusia telah setuju untuk tidak meningkatkan angka produksi dari bulan Januari lalu, yakni sekitar 10 juta barel per hari. Terbukti, angka produksi di bulan Februari baik Arab maupun Rusia tidak berubah.
Sayang, kata Nizar, kondisi fundamental belum mendukung. Ia bahkan menduga, reli harga minyak sudah mencapai batasnya, terutama jika tidak diikuti pemangkasan produksi. Sebab, di sisi lain, permintaan belum pulih, terutama dari China yang ekonominya sedang melambat.
Menurut Nizar, pada pekan ini, pergerakan harga minyak akan dipengaruhi rilis data cadangan minyak di Amerika Serikat serta pengumuman suku bunga bank sentral AS alias The Fed. Lantaran sudah mencatat penguatan mingguan dalam tiga pekan terakhir, Nizar memprediksi pekan ini minyak akan cenderung terkoreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News