Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Kontrak harga minyak dunia kemarin malam ditransaksikan turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Penurunan indeks perumahan AS serta data produksi industri yang stagnan selama April membuat outlook perekonomian global negatif.
"Data perumahan AS yang buruk menambah kecemasan mengenai perekonomian. Imbasnya, outlook permintaan minyak juga dikhawatirkan akan menurun. Harga minyak akan terus melorot, apalagi jika dollar terus mengalami reli," jelas Phil Flynn, vice president PFGBest di Chicago.
Kemarin malam, kontrak harga minyak untuk pengantaran Juni turun 46 sen menjadi US$ 96,61 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan level terendah sejak 22 Febuari lalu. Jika dihitung, harga minyak dunia sudah naik sebesar 38% sepanjang tahun ini.
Namun, harga minyak kemudian rebound setelah American Petroleum Institute merilis data bahwa cadangan minyak mentah AS naik 2,67 juta barel menjadi 369,9 juta barel. Alhasil, pada pukul 16.31 waktu New York, kontrak harga minyak untuk pengantaran Juni di NYMEX naik 1 sen menjadi US$ 97,38 per barel.
Sedangkan, kontrak harga minyak jenis Brent untuk pengantaran Juli turun 85 sen atau 0,8% dan bertengger di level US$ 109,99 per barel di ICE Futures Europe Exchange di London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News